Baayun Maulid menurut kepercayaan sebagian masyarakat adalah seremonial yang dilangsungkan dengan maksud mencegah gejala kapingitan (kesurupan). Upacara baayun merupakan budaya lokal peninggalan nenek moyang masyarakat Banjar yang telah ada sejak dulu dan masih diselenggarakan hingga sekarang. Budaya ini bermula dari pelaksanaan upacara Maupun Anak masyarakat Dayak Kalimantan yang diwariskan turun-temurun kepada para tutus (keturunan) orang-orang Dayak Banjar. Baayun Maulid memuat nilai-nilai positif yang penting untuk diaplikasikan dan dikenalkan pada generasi muda yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan bangsa yang berbudaya. Penelitian ini menempuh langkah-langkah heuristik, kritik sumber, thick description, interpretasi dengan pendekatan sosiologis, antropologis dan historis menggunakan analisis etnografi yang bertujuan untuk mengamati dan menafsirkan secara mendalam sejarah pelaksanaan Baayun Maulid serta menganalisis secara kritis nilai-nilai sosiologis yang terkandung dalam suatu fenomena budaya baayun yang ada pada masyarakat Banjar dan merespons isu-isu sosial dalam budaya Baayun Maulid yang membawa dampak terhadap religiusitas masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi sosial dalam masyarakat dan kaitannya dengan nilai-nilai kearifan lokal yang tercermin dalam budaya Baayun Maulid masyarakat Banjar yang heterogen dari aspek suku, agama dan sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa budaya merupakan potensi sosial yang dapat membentuk citra dan karakter atau identitas peradaban masyarakat. Nilai-nilai dalam budaya Baayun Maulid mengandung banyak kearifan lokal yang relevan dengan kondisi sekarang sehingga harus dilestarikan dan dikembangkan menyesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa mengesampingkan aspek lokalitas budaya yang ada sehingga generasi muda lebih mengenal identitas dan jati diri. Generasi muda patut bangga dan mencintai kebudayaan lokal sebagai perbendaharaan kekayaan Indonesia.Kata Kunci: Budaya Baayun Baulid, kearifan lokal, nilai-nilai sosial.Baayun Maulid according to the belief of some people is ceremonial which is held with the intention of preventing kapingitan (possession). Baayun ceremony is a local culture relics of the ancestors of the Banjar people that have existed since long ago and are still held today. This culture began from the implementation of the Ceremony of Maayun Anak Dayak Kalimantan community which was passed down through generations to the tutus (descendants) of the Dayak Banjar people. Baayun Maulid contains positive values that are important to be applied and introduced to the younger generation who will continue the baton of cultured nation-building. This research takes heuristic steps, source criticism, thick description, interpretation with sociological, anthropological and historical approaches using ethnographic analysis that aims to observe and interpret in depth the history of the implementation of Baayun Maulid and critically analyze the sociological values contained in a phenomenon of baayun culture that exists in Banjar society and respond to social issues in Baayun Maulid culture that has an impact on the religiosity of society. This research aims to look at social interactions in society and their relation to the values of local wisdom reflected in the heterogeneous Baayun Maulid culture of Banjar society from tribal, religious, and social aspects. This research shows that culture is a social potential that can shape the image and character or identity of civilization of society. The values in Baayun Maulid culture contain a lot of local wisdom that is relevant to the present conditions so that it must be preserved and developed in accordance with the times without ruling out aspects of the locality of existing culture so that the younger generation is more familiar with identity and true selves. The younger generation should be proud and love the local culture as a treasury of Indonesia's wealth.Keywords: Baayun Maulid culture, local wisdom, social values.
Copyrights © 2022