Vitamin D memiliki peran penting selama perkembangan otak, proliferasi, diferensiasi, neurotrofik dan neuroprotektif. Bentuk aktif vitamin D menekan inflamasi dan mengubah keseimbangan antara sitokin inhibitor dan sitokin eksitasi. Bentuk aktif vitamin D menunjukkan efek imunomodulator dan secara efektif dapat menekan inflamasi sehingga mempunyai efek antikonvulsan. Penderita epilepsi anak berisiko tinggi defisiensi vitamin D.Pemakaian obat antiepilepsi sebagai politerapi dihubungkan dengan penurunan kadar vitamin D yang lebih besar dibandingkan obat antieepilepsi sebagai monoterapi. Pemberian vitamin D harus cukup untuk mempertahankan kadar normal 25(OH)D (≥30 ng/mL). Pemberian vitamin D pada epilepsi dapat meningkatkan batas ambang kejang secara signifikan dan mengurangi keparahan kejang.Vitamin D has an important role during brain development, proliferation, differentiation, neurotrophic and neuroprotection. The active form of vitamin D suppresses inflammation and changes the balance between inhibitory cytokines and excitatory cytokines. The active form of vitamin D shows an immunomodulatory effect and can effectively suppress inflammation so that it has an anticonvulsant effect. Epileptic children are in high risk of vitamin D deficiency. Antiepileptic polytherapy is associated with a greater reduction in vitamin D levels than in monotherapy. Vitamin D supplementation must be sufficient to maintain normal level of 25(OH)D (≥30 ng/mL. Vitamin D can significantly increase the seizure threshold and reduce the severity of seizure.Â
Copyrights © 2019