Sastra anak di Indonesia selama ini dianggap sebagai 'bagian kecil' dari sastra Indonesia. Ia seolah 'sastra dewasa yang dianggap kecil', sastra anak sebagai anak sastra. Sementara, sastra Indonesia yang kentara angker menjadikan dirinya eksklusif dan makin menjauh dari ruang kebutuhan. Demikian pula sastra anak, yang seharusnya berada dalam keberterimaan, ia tidak diajarkan sesuai dengan perkembangan anak yang semestinya dulce et utile, yaitu yang menyenangkan dan memberikan pencerahan. Artinya, sastra bagi anak sebenarnya adalah batu loncatan agar mereka terbiasa membaca, sehingga ia selanjutnya tidak gagap ketika membaca buku-buku lain di luar buku sastra. Sastra anak khususnya dongeng diyakini memiliki kontribusi yang besar bagi perkembangan kepribadian anak dalam proses menuju ke kedewasaan. Dongeng diyakini mampu menjadi salah satu sarana untuk menanam, memupuk, mengembangkan, dan bahkan melestarikan nilai-nilai yang diyakini baik dan berharga oleh keluarga, masyarakat, dan bangsa karena adanya pewarisan nilai-nilai itulah, eksistensi suatu masyarakat dan bangsa dapat dipertahankan.
Copyrights © 2021