Holistik Jurnal Kesehatan
Vol 15, No 4 (2021)

Hubungan prostaglandin terhadap kejadian premenstrual syndrome (PMS) pada remaja putri

Noviyani Hartuti (Akademi Kebidanan Pelamonia Kesdam VII Wirabuana, Makassar)
Asyima Asyima (Akademi Kebidanan Pelamonia Kesdam VII Wirabuana, Makassar)



Article Info

Publish Date
20 Apr 2022

Abstract

Background: Young women and middle-aged women during the luteal phase of the menstrual cycle will experience emotional and physical  problems called premenstrual syndrome (PMS).Purpose: To determine the relationship of prostaglandins to the incidence of premenstrual syndrome in young women at the Pelamonia Midwifery Academy.Method: A Cross-Sectional Study with a population was the student of nursing academy Pelamonia Makassar. The sampling technique used a total sampling technique with a sample of 50 respondents. The research instrument used a daily note sheet (LCH), questionnaire data collection which included identity and symptoms or complaints of premenstrual syndrome. Prostaglandin examination using the Prostaglandin Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay (ELISA) kitResults: Showed that of the 26 respondents with mild PMS, 23 respondents (46%) had prostaglandin F2α levels <420.6 pg / mL and 3 respondents (6%) had prostaglandin F2α levels> 420.6 pg / mL. Meanwhile, of the 24 respondents who had severe PMS, 15 respondents (30%) had prostaglandin F2α levels <420.6 pg / mL and 9 respondents (18%) had prostaglandin F2α levels> 420.6 pg / mL. The results of the Chi-Square statistical test for the relationship of prostaglandins to the incidence of premenstrual syndrome in adolescent girls at the 0.05 level indicate that p value = 0.047, so p value ≤ α so that Ha is accepted and H0 is rejected.Conclusion: The study was a prostaglandin relationship to the incidence of premenstrual syndrome at the Pelamonia Midwifery Academy in Makassar in 2020.Keywords: Adolescents; Pre Menstrual Syndrome; ProstaglandinsPendahuluan: Remaja putri dan wanita setengah baya selama fase luteal pada siklus menstruasi akan mengalami gangguan emosional dan gangguan fisik yang dinamakan dengan premenstrual syndrome (PMS).Tujuan: Diketahui hubungan prostaglandin terhadap kejadian premenstrual syndrome pada remaja putri di akademi kebidanan pelamonia.Metode: Cross Sectional Study dengan populasinya mahasiswi Akbid Pelamonia Makassar. Teknik pengambilan Sampel menggunakan teknik total sampling dengan didapatkan sampel berjumlah 50 responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar catatan harian (LCH), kuisioner pengumpulan data yang meliputi identitas serta gejala ataupun keluhan dari premenstrual syndrome. Pemeriksaan prostaglandin menggunakan prostaglandin Enzim Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA) kit.Hasil: Didapatkan bahwa dari 26 responden yang PMS Ringan terdapat  23 responden (46%) memiliki kadar prostaglandin F2α <420,6 pg/mL dan 3 responden (6%) memiliki kadar prostaglandin F2α >420,6 pg/mL. Sedangkan, dari 24 responden yang PMS Berat terdapat 15 responden (30%) memiliki kadar prostaglandin F2α <420,6 pg/mL dan 9 responden (18%) memiliki kadar prostaglandin F2α >420,6 pg/mL. Hasil uji statistik Chi-Square hubungan prostaglandin terhadap kejadian premenstrual syndrome pada remaja putri pada taraf kepercayaan 0,05 menunjukkan bahwa p Value = 0,047, jadi p Value ≤ α sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.Simpulan: Terdapat hubungan prostaglandin terhadap kejadian premenstrual syndrome di Akademi Kebidanan Pelamonia Makassar Tahun 2020.

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

holistik

Publisher

Subject

Nursing

Description

Berisi kumpulan karya ilmiah dari peneliti diberbagai perguruan tinggi di Indonesia, di bidang ilmu kesehatan khususnya bidang ilmu keperawatan yang berdasarkan kepada kebutuhan pasien secara total meliputi: kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual. Adapun penelitiannya mencakup 4 aspek ...