Latar belakang masalah adalah, masih adanya sebagian anak yang tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah, terbukti masih adanya sebagian anak yang memiliki perilaku membolos, sehingga perlu ada sebuah tindakan. Dari sekian tindakan yang bisa dilakukan oleh guru pembimbing, salah satunya adalah melalui layanan konseling behavior. Diharapkan dengan layanan konseling behavior masalah perilaku mambolos pada siswa dapat terentaskan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan data empiris tentang; (1) untuk mengetahui faktor yang menyebabkan anak memiliki perilaku membolos, (2) untuk mengetahui karakteristik perilaku membolos secara individu, dan (3) untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan layanan konseling behavior dalam mengatasi perilaku membolos pada siswa SMP Kesatrian 1 Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan tindakan kelas. Subjek penelitian dikenakan pada seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 150 anak, namun berdasarkan informasi dan data/dokumen yang dimiliki sekolah setelah dikonfirmasikan kepada guru pembimbing sebanyak 5 orang, sehingga subjeknya dikenakan 5 anak tersebut. Adapun sumber data diperoleh dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Obsbervasi digunakan untuk memperoleh data di lapangan, hal ini berarti peneliti terjun langsung di lapangan. Sedangkan wawancara digunakan untuk memperoleh data berkaitan dengan perilaku siswa yang tidak hanya diperoleh ketika peneliti melakukan observasi, tetapi digunakan sebagai data pelengkap yang tidak didapat dari observasi. Di sisi lain, dokumentasi digunakan untuk mengetahui jumlah siswa yang sering memiliki dan melakukan perilaku membolos. Hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) faktor yang menyebabkan anak melakukan perilaku membolos berdasarkan tindakan dan hasil wawancara meliputi; pengawasan atau kontrol dari orang tua kurang, anak hidup mandiri, dan sarana-prasarana pembelajaran kurang, (2) karakteristik atau cara membolos yang dilakukan oleh siswa sangat beragam, yaitu mulai dari tidak masuk sekolah awal pelajaran, pada saat istirahat, hingga sampai pada âcabutâ tidak mengikuti proses pembelajaran di akhir/jam pelajaran terakhir, dan (3) setelah dilakukan layanan konseling perorangan dengan model behavior dan tindakan melalui dua siklus, maka diperoleh kesimpulan layanan konseling perorangan behavior memberikan keefektifan untuk mengurangi perilaku membolos siswa, dengan demikian hipotesis yang diajukan; âDengan meng-gunakan layanan konseling behavior dapat mengurangi perilaku membolos pada siswa SMP Kestraian I Semarangâ diterima. Saran yang dapat diberikan dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk rekomendasi pada komponen yang terkait adalah sebagai berikut : (1) Bagi Kepala sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan dan memberikan informasi untuk meningkatkan dan menegakkan kedisiplinan, terutama tata tertib sekolah, (2) untuk guru Bimbingan dan Konseling, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan pemberian layanan, sehingga siswa termotivasi untuk memanfaatkan layanan dan memiliki kedisiplinan menemapti jam masuk sekolah, (3) bagi orang tua, dapat memberikan perhatian dan kedisiplinan anak, terutama keseimbangan antara kegiatan di luar rumah (bermain) dengan kegiatan belajar, dan (4) bagi siswa, dapat dijadikan sebagai pedoman meningkatkan kedisiplinan belajar dan jam berangkat ke sekolah. Rekomendasi diberikan kepada peneliti mendatang, agar penelitian tindakan kelas tentang perilaku membolos dilanjutkan sehingga pada waktu-waktu mendatang anak benar-benar memilih dan menghindar untuk tidak memiliki perilaku membolos, yang berkibat pada perolehan prestasi belajar yang memuaskan. Tentu keberhasilan tersebut tidak hanya tindakan yang dilakukan oleh guru, tetapi juga mendapatkan dukungan dari orang tua dan juga sekolah, termasuk di dalamnya sarana dan prasarana pembelajan. Kata Kunci : membolos, konseling behavior, siswa
Copyrights © 2013