Paper ini disusun sebagai respon atas maraknya gerakan radikalisasi Islam yang memprihatinkan banyak pihak mulai dari seperti aksi terorisme dengan berbagai bentuknya hingga isu pencucian orak yang dilakukan oleh oknum NII yang marak akhir-akhir ini. Fokus paper ini membahas tiga hal pokok; (1) Mengenalkan perspektif posmodernisme dalam pengembangan kurikulum; (2) Gagasan deradikalisasi Islam berbasis pendidikan budaya walisongo; (3) Pentingnya kajian walisongi di PTAI. Dalam pembahasannya mengkombinasikan antara kajian literer (library research) dengan penelitian lapangan (field research). Dari tiga masalah tersebut paper ini bermuara pada suatu kesimpulan bahwa salah satu upaya ikhtiar deradikalisasi Islam bisa dilakukan dengan merevitalisasi semangat toleransi dan multikulturalisme warisan budaya Walisongo untuk direkonstruksi menjadi gagasan kurikulum Mulok di berbagai satuan pendidikan dasar dan menengah di pesisir Jawa dan sekitarnya sehingga spirit multikulturalisme bisa terbangun dari bawah (buttom up) sebagaimana dikedepankan dalam semangat poskolonial dan posmodern yang mengedepankan pentingnya nilai-nilai lokalitas, solidaritas dan dialog lintas budaya.
Kata-kata kunci:
Deradikalisasi Islam, budaya walisongo, era posmodern, pengembangan kurikulum
Copyrights © 2011