Globalisasi merupakan tantangan berat bagi semua bangsa yang belum tertata rapi kondisi ekonomi, politik maupun kondisi sosial lainnya. Terutama bagi negara yang berlatar belakang plural, multi etnis dan agama, akan dengan mudah terancam disintegrasi yang dengan segera menjadikan permasalahan rumit bagi bangsa itu sendiri. Sebagaimana Indonesia, sebagai bangsa yang terdiri dari ribuan pulau dan berbagai macam agama maupun etnis yang berada di bawah naungnya. Anthony Giddens memberikan tiga point bagaimana Globalisasi berhasil merombak dunia, yakni push away, pull down dan squeeze side away. Dan yang perlu menjadi catatan penting berkenaan dengan tulisan ini adalah ketika Globalisasi melakukan push down (daya tekan ke bawah) yang memperluas jaringan komunikasi hingga menggerus budaya lokal dan menghilangkan identitas lokal menjadi satu budaya yaitu budaya global. Selain hujaman globalisasi tersebut, homogenisasi budaya juga dilakukan oleh Orde Baru melalui kebijakan formalisasi budaya dengan falsafah Taman Mini-nya. Walhasil, ada dikotomi âpusat - pinggiranâ. Akibat proses dikotomi tersebut, masyarakat tidak terkonstruks menjadi dewasa akan perbedaan, dan konflik menjadi jalan penyelesaian atas persoalan. Maka sudah menjadi keharusan bagi warganya untuk memiliki pemahaman multikultural, pemahaman bahwa Indonesia adalah sebuah negeri dengan banyak bangsa dan kesadaran bahwa ada âyang lainâ di luar kita.
Kata Kunci : Globalisasi, Budaya Lokal, Multikultural
Copyrights © 2012