yang sangat banyak dan beragam. Berbagai macam rimpang, akar-akaran, daun-daunan, dan buah-buahan bahan jamu tumbuh di Indonesia. Namun, hanya sedikit yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku jamu tradisional di Indonesia. Padahal, di era pandemi ini, banyak orang ingin mengkonsumsi jamu tradisional untuk menjaga daya tahan tubuh. Industri jamu tradisional berupa industri kecil pada zaman pandemi ini malah mengalami penurunan angka penjualan. Oleh karena itu, diperlukan terobosan agar produsen jamu tradisional agar dapat meningkat penjualannya di era pandemi Covid-19 ini. Salah satu produsen jamu tradisional adalah UMKM Jamu Tradisional di Wonokusumo Bhakti, Kelurahan Wonokusumo, Kota Surabaya. Pada bulan Juli 2021 dilakukan kegiatan pendampingan untuk meningkatkan angka penjualan jamu. Beberapa inovasi yang dapat dilakukan adalah membuat bentuk kemasan dan label yang baik, melengkapi dengan tabel kandungan gizi, izin industri rumah tangga, memiliki sertifikat halal, memperkenalkan pemasaran melalui media sosial dan layanan pesan antar secara daring. Kegiatan pengabdian ini sudah terlaksana dengan baik, namun karena keterbatasan pelaku usaha yang kurang mengenal media sosial dan aplikasi pada smartphone, membuat penerapan metode ini belum dapat diaksanakan secara optimal oleh masyarakat Wonokusumo Bhakti dalam menaikkan angka penjualan jamu hasil produksinya.Kata Kunci: Jamu, jamu tradisional, media sosial, layanan pesan antar, daring, pandemi
Copyrights © 2021