Jurnal Ilmiah Farmasi
2022: Special Issue

Formulation and evaluation of pumpkin fruit (Cucurbita maxima L.) emulgel

Agitya Resti Erwiyani (Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo)
Sri Mustika Ayu (Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo)
Winda Ayu Ningtyas (Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo)
Rissa Laila Vifta (Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo)



Article Info

Publish Date
28 Jan 2022

Abstract

Abstract  Background: The fruit of pumpkin (Cucurbita maxima D.), one of genus Cucurbita, family Cucurbitaceae, has antioxidant activity due to the content of metabolites including amino acids, fatty acids, alpha-tocopherol, beta-tocopherol, beta-carotene, beta-cryptoxanthin, and beta-sitosterol. The content of carotenoids and tocopherols in pumpkin has antioxidant activity, reduces skin damage due to sun exposure, and can slow down the aging process.Objective: The study aimed to formulate pumpkin fruit emulgel and evaluate its physical stability during storage Method: Emulgel contains pumpkin fruit extracts at a concentration of 0.5 – 1.5% w/v. Emulgel evaluations were organoleptic, homogeneity, pH, spreadability, adhesion, and viscosity at 2 - 8°C, room temperature, and 40 degree Celcius. The stability test observed the physical properties for 28 days.Results: Pumpkin fruit extracts contain flavonoids based on the TLC test. Emulgel showed organoleptic yellow color with pH in the range of 5, homogeneous, adhesion for more than 1 second, dispersion 5 – 7 cm, and viscosity 2000 – 4000 cP. Storage for 28 days did not show a significant difference at all storage temperatures and centrifugation tests.Conclusion Pumpkin fruit emulgel is stable at all storage temperatures 2 – 8 degree Celcius, 28 ± 2 degree Celcius, and 40 ± 2 degree Celcius.Keywords: emulgel, pumpkin, formulation, physical stabilityIntisari Latar belakang: Buahlabu kuning (C. maxima D.) yang termasuk dalam genus Cucurbita famili Cucurbitaceae memiliki aktivitas antioksidan karena kandungan metabolit diantaranya asam amino, asam lemak, alfa-tokoferol, beta-tokoferol, beta-karoten, beta-kriptoxantin, dan beta-sitosterol. Kandungan karotenoid dan tokoferol dalam labu kuning memiliki aktivitas antioksidan, menurunkan kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari serta dapat memperlambat penuaan dini. Tujuan: Tujuan penelitian untuk memformulasikan emulgel daging buah labu kuning serta evaluasi stabilitas fisik selama penyimpananMetode: Emulgel mengandung ekstrak daging buah labu kuning pada konsentrasi 0,5 – 1,5 % b/v. Evaluasi emulgel meliputi organoleptis, homogentitas, pH, daya sebar, daya lekat, dan viskositas pada 2 - 8 derajat Celcius, suhu kamar dan 40 derajat Celcius. Uji stabilitas dilakukan dengan pengamatan sifat fisik selama 28 hari.  Hasil: Ekstrak daging buah labu kuning mengandung flavonoid berdasarkan uji KLT. Emulgel menunjukkan organoleptis berwarna kuning dengan pH berkisar 5, homogen, daya lekat lebih dari 1 detik, daya sebar 5 – 7 cm, dan viskositas 2000 – 4000 cP. Penyimpanan selama 28 hari tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada semua suhu penyimpanan dan uji sentrifugasi. Kesimpulan: Emulgel daging buah labu kuning stabil pada semua suhu penyimpanan yaitu 2 – 8 derajat Celcius, 28 ± 2 derajat Celcius dan 40 ± 2 derajat Celcius.Kata kunci : emulgel, labu kuning, formulasi, stabilitas fisik

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

JIF

Publisher

Subject

Medicine & Pharmacology

Description

JIF merupakan jurnal yang dikelola oleh Prodi Farmasi Universitas Islam Indonesia, dan diterbitkan dua kali dalam setahun. Jurnal ini dirancang sebagai sarana publikasi penelitian yang mencakup secara rinci sejumlah topik dalam bidang farmasi yang berkaitan dengan farmasi sains dan teknologi serta ...