Claim Missing Document
Check
Articles

ANTIOXIDANT ACTIVITY OF DRIED STRAWBERRIES JUICES (Fragaria vesca L.) EMULGEL PREPARATION USING CANDLENUT OIL AND IT’S DIFFUSION Erwiyani, Agitya Resti
Indonesian Journal of Pharmacy Vol 27 No 3, 2016
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Skip Utara, 55281, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.211 KB) | DOI: 10.14499/indonesianjpharm27iss3pp145

Abstract

Strawberries (Fragaria vesca L.) is a fruit that contains nutrients with many benefits and used as an antioxidant because it contains phenolic, ascorbic acid, pelargonidin-3-glucoside and cyanidin-3-glucoside. In addition, strawberries contain flavonoids, which have high antioxidant capacity. Double emulsion can improve the stability of phenolic compounds from dried strawberry juice. Primary emulsion is dispersed in a gel base (emulgel) and it is expected to produce more stable and better preparation with the ability to release the active ingredient topically. The production of double emulsion preparation (A / M / A) using candlenut oil as the oil phase with high level of total flavonoid and total anthocyanins of formula respectively - were 22.86% and 55.915%. The total flavonoid in dried strawberry juice emulgel was able to pass the membrane shed snake skin with higher flux value than the total flavonoid in the form of emulsion type A / M.
Formulasi dan Evaluasi Krim Tabir Surya Ekstrak Daging Labu Kuning (Cucurbita maxima) Agitya Resti Erwiyani; Ayu Sonia Cahyani; Luluk Mursyidah; Istianatus Sunnah; Anasthasia Pujistuti
Majalah Farmasetika Vol 6, No 5 (2021): Vol. 6, No. 5, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i5.35969

Abstract

Paparan sinar UV secara berlebih dapat menyebabkan imunosupresan, photoaging dan kanker kulit, apabila paparan mengenai lapisan kulit dermis akan menyebabkan kulit menjadi gelap, eritema serta terjadi kerusakan jaringan kolagen. Tabir surya memiliki mekanisme perlindungan secara fisik melalui penghamburan sinar matahari yang masuk ke dalam kulit serta perlindungan mekanik melalui absorbsi sinar UV. Senyawa alami yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kosmetik tabir surya melalui mekanisme antiaging adalah senyawa yang mempunya cincin aromatik seperti gugus fenol. Kandungan labu diketahui memiliki aktivitas antioksidan diantaranya polifenol, karotenoid dan tokoferol. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi krim daging buah labu kuning potensinya sebagai tabir surya melalui pengujian nilai SPF menggunakan metode Spektrofotometri. Evaluasi sediaan krim menunjukkan organoleptis berwarna kuning, berbau manis dan berbentuk semi padat. Krim daging labu kuning memiliki nilai pH yang berkisar antara          5,32 – 6,11, daya sebar 5,04 – 5,31 cm, daya lekat 2,77 – 3,73 detik, viskositas 4480 – 7360 cP, dan uji sentrifugasi krim tidak mengalami perubahan. Penyimpanan selama 14 hari sediaan stabil dan tidak mengalami perubahan yang signifikan berdasarkan paired sample T test. Hasil pengujian aktivitas tabir surya menunjukkan nilai SPF F1, F2 dan F3 berturut – turut sebesar 2,15 ± 0,01,    4,69 ± 0,04 dan 5,78 ± 0,02. Krim dengan konsentrasi ekstrak daging buah labu kuning sebesar 5% dan 10% memiliki proteksi tabir surya kategori sedang.
Formulation and evaluation of pumpkin fruit (Cucurbita maxima L.) emulgel Agitya Resti Erwiyani; Sri Mustika Ayu; Winda Ayu Ningtyas; Rissa Laila Vifta
Jurnal Ilmiah Farmasi 2022: Special Issue
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.specialissue2022.art9

Abstract

Abstract  Background: The fruit of pumpkin (Cucurbita maxima D.), one of genus Cucurbita, family Cucurbitaceae, has antioxidant activity due to the content of metabolites including amino acids, fatty acids, alpha-tocopherol, beta-tocopherol, beta-carotene, beta-cryptoxanthin, and beta-sitosterol. The content of carotenoids and tocopherols in pumpkin has antioxidant activity, reduces skin damage due to sun exposure, and can slow down the aging process.Objective: The study aimed to formulate pumpkin fruit emulgel and evaluate its physical stability during storage Method: Emulgel contains pumpkin fruit extracts at a concentration of 0.5 – 1.5% w/v. Emulgel evaluations were organoleptic, homogeneity, pH, spreadability, adhesion, and viscosity at 2 - 8°C, room temperature, and 40 degree Celcius. The stability test observed the physical properties for 28 days.Results: Pumpkin fruit extracts contain flavonoids based on the TLC test. Emulgel showed organoleptic yellow color with pH in the range of 5, homogeneous, adhesion for more than 1 second, dispersion 5 – 7 cm, and viscosity 2000 – 4000 cP. Storage for 28 days did not show a significant difference at all storage temperatures and centrifugation tests.Conclusion Pumpkin fruit emulgel is stable at all storage temperatures 2 – 8 degree Celcius, 28 ± 2 degree Celcius, and 40 ± 2 degree Celcius.Keywords: emulgel, pumpkin, formulation, physical stabilityIntisari Latar belakang: Buahlabu kuning (C. maxima D.) yang termasuk dalam genus Cucurbita famili Cucurbitaceae memiliki aktivitas antioksidan karena kandungan metabolit diantaranya asam amino, asam lemak, alfa-tokoferol, beta-tokoferol, beta-karoten, beta-kriptoxantin, dan beta-sitosterol. Kandungan karotenoid dan tokoferol dalam labu kuning memiliki aktivitas antioksidan, menurunkan kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari serta dapat memperlambat penuaan dini. Tujuan: Tujuan penelitian untuk memformulasikan emulgel daging buah labu kuning serta evaluasi stabilitas fisik selama penyimpananMetode: Emulgel mengandung ekstrak daging buah labu kuning pada konsentrasi 0,5 – 1,5 % b/v. Evaluasi emulgel meliputi organoleptis, homogentitas, pH, daya sebar, daya lekat, dan viskositas pada 2 - 8 derajat Celcius, suhu kamar dan 40 derajat Celcius. Uji stabilitas dilakukan dengan pengamatan sifat fisik selama 28 hari.  Hasil: Ekstrak daging buah labu kuning mengandung flavonoid berdasarkan uji KLT. Emulgel menunjukkan organoleptis berwarna kuning dengan pH berkisar 5, homogen, daya lekat lebih dari 1 detik, daya sebar 5 – 7 cm, dan viskositas 2000 – 4000 cP. Penyimpanan selama 28 hari tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada semua suhu penyimpanan dan uji sentrifugasi. Kesimpulan: Emulgel daging buah labu kuning stabil pada semua suhu penyimpanan yaitu 2 – 8 derajat Celcius, 28 ± 2 derajat Celcius dan 40 ± 2 derajat Celcius.Kata kunci : emulgel, labu kuning, formulasi, stabilitas fisik
Formulasi dan Uji Sun Protection Factor (SPF) SediaanKrim Ekstrak Etanol 70% Daging Buah Labu Kuning (Curcubita Maxima Durch) Secara In Vitro Ayu Sonia Cahyani; Agitya Resti Erwiyani
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 2, No 1 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEFARMASIAN
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v2i1.149

Abstract

Kosmetik perawatan kulit wajah yang banyak digunakan tersedia dalam berbagai bentuk, salah satunya yaitu bentuk sediaan krim. Kandungan flavonoid buah labu kuningmemiliki potensi dari labu kuning sebagai antioksidan dan tabir surya dimanfaatkan dalam bentuk sediaan krim yang sangat praktis penggunaannya. Efektivitas sediaan dalam melindungi kulitdari radiasi sinar UV biasanya dinyatakan dengan nilai SPF. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi sifat fisik sediaan krim ekstrak etanol 70% daging buah labu kuning (Cucurbita maxima D.) dengan konsentrasi berbeda dan penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) secara in vitro menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Daging buah labu kuning (Cucurbita maxima D.) yang telah dilakukan ekstraksi menggunakan metode maserasi kemudian dilanjutkan pembuatan formulasi krim dan penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) secara in vitro dengan metode Mansur dan A.J. Petro. Hasil uji sifat fisik sediaan krim memenuhi persyaratan sediaan krim yang baik kecuali pada uji daya sebar karena kurang dari 5-7 cm. Nilai SPF sediaan krim pada formula basis(0%), formula I (5%), formula II (10%) dan formula III (15%) memiliki rerata nilai SPF 0,59±0,225 (tidak memiliki efektivitas tabir surya), 2,83±1,164 (minimal), 4,43±0,266 (sedang), 6,98±0,099 (ekstra) berdasarkan perhitungan Mansur dan 1,28±0,132 (bukan merupakan tabir surya), 3,80±2,003 (minimal), 7,55±0,913 (minimal), 25,22±1,493 (sedang) berdasar perhitungan A.J. Petro. Sediaan krim ekstrak etanol 70% daging buah labu kuning dengan konsentrasi 0%, 5%, 10% dan 15% memiliki sifat fisik yang kurang baik, pada uji daya sebar tidak masuk kriteria krim yang baik 5-7 cm. Peningkatan konsentrasi ekstrak etanol 70% daging buah labu kuning memberikan nilai SPF yang berbeda.Kata Kunci : Krim, Daging buah labu kuning, SPF
Optimasi Formula Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea Americana Mill ) dan Daun Sirih Hijau (Piper Betle Linn) Agitya Resti Erwiyani; Fania P. Luhurningtyas; Istianatus Sunnah
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 1, No 1 (2017): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.624 KB) | DOI: 10.31596/cjp.v1i1.10

Abstract

Daun alpukat dan daun sirih hijau memiliki kandungan fitokimia yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi sediaan krim ekstrak etanol daun alpukat dan krim ekstrak etanol daun sirih hijau dan mendapatkan formula yang paling optimum.  Optimasi sediaan krim yang dibuat menggunakan software Design-Expert® 7 (DX7) versi 7.1.5 menggunakan metode Simplex Lattice Design dengan melakukan komposisi kandungan emulgator Span 80 (X1) dan Tween 80 (X2) pada sediaan krim ekstrak etanol daun alpukat, serta vaselin album (Y1) dan cera alba (Y2) sebagai basis krim pada sediaan krim ekstrak etanol daun sirih hijau. Sediaan krim yang dibuat dilakukan penentuan karakteristik fisik krim. Persentase formula optimum dengan komposisi span 80 dan tween 80 berturut – turut sebesar 4,469% : 6,531%, sedangkan komposisi cera alba dan vaselin album berturut – turut sebesar 8.798% : 1.202%. Sediaan krim dengan komposisi cera alba dan vaselin album yang optimum menghasilkan krim yang stabil ditandai tidak mengalami pemisahan pada pengujian secara mekanik, ditunjukkan dengan nilai F = 1. Sediaan krim dengan optimasi cera alba dan vaselin album lebih stabil ditandai dengan tidak terjadi pemisahan emulsi pada uji sentrifugasi.
UJI STABILITAS FORMULA OPTIMAL SEDIAAN TOPIKAL EKSTRAK BIJI LABU KUNING (Cucurbita Maxima) Istianatus Sunnah; Wening Sri Mulasih; Septi Mariani; Agitya Resti Erwiyani
Avicenna : Journal of Health Research Vol 2, No 1 (2019): Maret
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.635 KB) | DOI: 10.36419/avicenna.v2i1.259

Abstract

Latar belakang: Sediaan topikal antiaging sangat diminati kaum hawa terutama yang mengandung senyawa herbal karena mudah digunakan. Beberapa formula topikal yang masih banyak digunakan antara lain, krim dan masker gel. Labu kuning dan bijinya merupakan salah satu tanaman yaang memiliki antioksidan tinggi dan belum dimanfaatkan sebagai sediaan topikal. Tujuan: Formula masker gel peel-off dan krim memiliki beberapa bahan tambahan yang akan berpengaruh terhadap kestabilan sediaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu adanya optimasi formula sehingga didapatkan formula optimal yang memiliki stabilitas dalam penyimpanan jangka lama. Metode : Optimasi formula menggunakan Design Expert dengan parameter stabilitas meliputi daya sebar, daya lekat, viskositas, pH, waktu kering. Pengaruh waktu penyimpanan terhadap parameter stabilitas tersebut diuji menggunakan t-Test dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil : analisa menunjukkan formula optimal masker gel peel-off biji labu kuning lebih stabil dalam penyimpanan tetapi memiliki waktu kering yang cukup lama karena konsnetrasi PVA tidak optimal. Sedangkan sediaan krim biji labu kuning, mengalami perubahan meskipun tidak berbeda signifikan. Simpulan: Secara umum, formula optimal masker gel peel-off dan krim ekstrak biji labu kuning stabil selama penyimpanan 1 bulan, tetapi memiliki waktu kering yang lama.
Efektivitas Komposisi Polivynil Alkohol, Propilenglikol dan Karbomer Terhadap Optimasi Masker Gel Peel-off Nano Ekstrak Daging Buah Labu Kuning (Cucurbita maxima D) Istianatus Sunnah; Agitya Resti Erwiyani; Nyai Melati Pratama; Krismelinda Octavia Yunisa
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.958 KB) | DOI: 10.20961/jpscr.v4i2.34399

Abstract

Masker gel peel-off merupakan salah satu bentuk sediaan kosmetika perawatan, yang bertujuan untuk mengangkat kotoran yang menempel di kulit wajah. Komposisi basis dalam formulasi masker gel peel-off sangat menentukan respon sifat fisik dan stabilitas sediaan berupa pH, daya sebar, waktu kering dan viskositas. Permasalahan yang sering dialami dalam formulasi masker gel peel- off yaitu waktu kering dan viskositas yang tidak memenuhi standar. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk optimasi formula dalam sediaan masker gel peel-off nanopartikel ekstrak labu kuning, untuk mendapatkan formula optimal basis PVA, propilenglikol dan karbomer yang memiliki stabilitas fisik sesuai persyaratan. Design expert digunakan sebagai software untuk menentukan formula optimal menggunakan metode D-optimal, dengan respon sifat fisik pH, daya sebar, waktu kering, viskositas dan sentrifugasi. Formula optimal yang digunakan adalah formula dengan nilai desirability mendekat 1. Ekstrak daging labu kuning dibuat dalam ukuran nanopartikel dengan rasio kitosan: Na TPP: Ekstrak (5:1:1) kemudian dilakukan pengukuran transmittan dan ukuran partikel (PSA). Hasil optimasi nanopartikel didapatkan ukuran partikel ekstrak 256,4 nm dengan nilai transmittan 99,88%. Optimasi formula diperoleh komposisi formula optimal PVA (3,951 g), karbomer (0,576 g) dan propilenglikol (5,473 g) memberikan respon sifat fisik berupa pH (5,99), daya sebar (5 cm), waktu kering (6,10 menit) dan viskositas (9252 cps). Uji T menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara hasil optimasi berdasarkan software design expert dengan uji konfirmasi formula optimal (p 0,388> 0,5).
Formulasi dan Evaluasi Bedak Tabur Daging Labu Kuning (Cucurbita maxima D.) Agitya Resti Erwiyani; Rosa Puspita Rizky Wulandini; Tri Dewi Zakinah; Istianatus Sunnah
Majalah Farmasetika Vol 7, No 4 (2022): Vol. 7, No. 4, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i4.39149

Abstract

Labu kuning (Cucurbita maxima D.) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat sehingga mulai banyak dikembangkan dalam olahan makanan dan kosmetik. Daging labu kuning memiliki kandungan flavonoid, polifenol, saponin, protein, karbohidrat, α-tokoferol, β-carotene yang bermanfaat bagi kesehatan dan memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula bedak tabur yang mengandung ekstrak daging labu kuning. Ekstrak labu kuning diformulasi dalam sediaan bedak tabur dengan konsentrasi 3%, 5% dan 7%. Evaluasi sediaan dengan mengamati perubahan pada parameter organoleptis, homogenitas, derajat serbuk, pH dan kandungan lembab. Uji stabilitas dilakukan dengan mengamati parameter bedak tabur pada penyimpanan suhu kamar (28±2°C) selama 14 hari dan cycling test selama 6 siklus. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daging labu kuning mengandung flavonoid total sebesar 8,8 mg/g QE. Formula basis, bedak tabur F1, F2 dan F3 memiliki warna putih hingga putih kekuningan, homogen, derajat serbuk halus dan memiliki pH 6. Pada penyimpanan suhu kamar (28±2°C) selama 14 hari dan cycling test selama 6 siklus tidak menunjukkan adanya perubahan organoleptis, homogenitas, derajat halus dan pH. Kandungan lembab mengalami peningkatan tetapi masih memenuhi persyaratan kandungan lembab sediaan bedak. Kesimpulan bedak tabur ekstrak daging labu kuning memenuhi persyaratan sifat fisik pada semua parameter uji.
KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans Sri Wahyuni; Rissa Laila Vifta; Agitya Resti Erwiyani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i1.2122

Abstract

Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus muatans. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) sebagai kandidat antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni  dengan desain post tes control group design menggunakan metode difusi sumuran pada 5 kelompok perlakuan. Kontrol positif mengandung Ciprofloxacin, kontrol negatif mengandung aquadest, kontrol media dan kontrol pertumbuhan, perlakuan 1 ekstrak 30% b/v, perlakuan 2 ekstrak 40% b/v, Perlakuan 3 ekstrak 50% b/v. Data hasil di evaluasi menggunakan SPSS 24.0 For Windows dengan taraf kepercayaan 95%. Ekstrak etanol daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) menghasilkan zona hambat bakteri Streptococcus mutans dengan konsentrasi 30% sebesar 1,03 cm, konsentrasi 40% sebesar 1,45 cm, 50% sebesar 1,81 cm, kontrol positif sebesar 1,77 cm, dan kontrol negatif sebesar 0,00 cm. Ekstrak etanol daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) mempunyai aktivitas menghambat bakteri Streptococcus mutans. Pada konsentrasi 50% ekstrak etanol daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dapat menghambat bakteri Streptococcus mutans yang sebanding dengan ciproploxacin. Kata Kunci: Antibakteri, daun Jati Belanda, Streptococcus mutans.
Aktivitas Antibakteri Krim Ekstrak Terpurifikasi Daun Beluntas (Plucea indica L.) terhadap Staphylococcus epidermidis Agitya Resti Erwiyani; Robiatul Adawiyah; Rendy Rahman; Niken Dyahariesti
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 11, No. 1, Tahun 2022
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JFU.2022.v11.i01.p02

Abstract

Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri flora normal kulit. Ketidaknormalan flora normal akan menyebabkan gangguan kulit diantaranya jerawat. Pengembangan kosmesetika sebagai antibakteri perlu terus dilakukan salah satunya menggunakan bahan alam daun beluntas. Beluntas merupakan tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan anti inflamasi karena mengandung metabolit sekunder seperti tannin, polifenol, flavonoid dan minyak atsiri. Ekstrak dilakukan purifikasi untuk memperkecil massa ekstrak. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengevaluasi ekstrak terpurifikasi daun beluntas dalam formulasi krim sebagai kandidat kosmesetika yang dapat menghambat pertumbahan bakteri S. epidermidis. Sediaan krim dilakukan pengamatan karakteristik fisik untuk melihat stabilitas krim dalam penyimpanan. Sediaan krim dilakukan uji antibakteri terhadap S. epidermidis menggunakan metode difusi. Krim yang mengandung ekstrak daun beluntas 5% b/v, 10% b/v dan 15% b/v memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. epidermidis dengan diameter zona hambat berturut – turut sebesar 9,9±0,022 mm (sedang), 14,9±0,019 mm (kuat), dan 20,9±0,049 mm (sangat kuat). Krim daun beluntas tidak mengalami perubahan pada pengujian organoleptis. Pengujian nilai pH dan viskositas mengalami peningkatan tetapi masih memenuhi kriteria sediaan krim.
Co-Authors Ambari, Yani Anasthasia Pujiastuti Anasthasia Pujistuti Andre Agasi Aprilia, Lyla Ari Siswati Arista Wahyu Ningsih Auli, Andira Ayu Putri Brilian Subhan Ayu Sonia Cahyani Ayu Sonia Cahyani Beti Pudyastuti, Beti Dedi Haswan Devi Mardiyanti DEWI RAHMAWATI Dian Oktianti Dika Destiani Dika Destiani, Dika Dina Sihot Rejeki Gultom Dwi Teju Nurita Mami Zulfa Eka Nur Rahmawati Ening Listyanti Fadila Aulia Zulfa Fadiyah, Ghina Atika Fania P. Luhurningtyas Fithri Hidayah Galih Adi Pramana Hadi Nasbey Hati, Anita Kumala Indriyani, Niken Istianatus Sunnah Istianatus Sunnah Istinatus Sunnah Jamhari Jamhari Jatmiko Susilo Kabelen, Stefan Adrianus Kartika Dian Pertiwi Krismelinda Octavia Yunisa Krismelinda Octavia Yunisa Layyinatunnisa, Dinda Frieska Luh Putu Mahatrianti Eningsari Luk Lu’ul Khumaeroh Luluk Mursyidah Luluk Nur Hidayah Lyda Walida Awwalin Maryanti Maryanti Mega Silvi Aprilliani Mega Silvi Aprilliani Mona Saparwati Mulasih, Wening Sri Niken Dyaharesti Nita Tanti Wulandari Nur Rahmadani Nyai Melati Pratama Nyai Melati Pratama Pratama, Nyai Melati Pujiastuti, Anasthasia Putri, Erly Hersina Rahmawati, Lili Rendy Rahman Resti Hayu Ningtyas Rilla Noor Farida Riska Aninda Putri Ristina Rahma Shinta Dewi Riva Mustika Anugrah Rofiana, Meilia Rosa Puspita Rizky Wulandini Rusiana, Ermala Samani, Ahmad Najib Saviana, Nur Winda Septi Mariani Septiana Rohama Ria Hikmawati Sikni Retno Karminingtyas Silmi, Wiwin Anuggerah Soraya, Novalisa Nindhi Sri Mustika Ayu Stefan Adrianus Kabelen Suzan Septiana T, Refika Nadha Talitha Cahyaningrum Tiara Anggraeni Tri Dewi Zakinah Ulum, Apiatul vifta, rissa laila Wening Sri Mulasih Wening Sri Mulasih Wijayanti, Estiningsih Sri Winda Ayu Ningtyas Yunisa, Krismelinda Octavia