ABSTRAKPerencanaan museum maritim bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang berada pada satu-satunya museum di kotaKendari. Tulisan ini menggunakan metode analisis desktiptif kualitatif dengan menguraikan berbagai permasalahan dankebutuhan museum. Data primer dikumpulakn melalui observasi dan wawancara. Sedangkan untuk data sekunder berasaldari beberapa buku referensi, dokumen perencaan tata ruang, studi kasus dan literatur lainnya. Desain ruang museumdianalisis berdasarkan pelaku, pola aktivitas pelaku, kebutuhan ruang dan pola hubungan ruangnya. Perencanaan museummaritim menggunakan pendekatan arsitektur eco-tech. Eco-tech merupakan perpaduan kata antara ekologis dan teknologi.Menurut Niomba dkk, Eco-Tech Architecture adalah sebuah metode perancangan yang mengaitkan dan menyelaraskanlingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global dengan penekanan pada efisiensi energipemakaian lahan dan pengolahan sampah efektif dalam tatanan arsitektur. Dan museum maritim merupakan museum yangsecara khusus mengangkat maritim sebagai tema utamanya. Di dalam museum maritim, dipamerkan berbagai macambenda-benda bersejarah berbau maritim, seperti kapal, lukisan, senjata angkatan laut, maupun benda-benda lain yangberhubungan dengan dunia maritim. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi yang terpilih adalah KecamatanNambo, pulau Bungkutoko. Museum maritim memiliki fasilitas pameran utama yang ditunjang dengan ruang lainnyaseperti auditorium, bioskop mini, perpustakaan, ruang edukasi, workshop, cafetaria, dan fasilitas lainnya. Arsitektur ecotechdipilih sebagai konsep perencaan yang di aplikasikan pada fasad ataupun interior bangunan, terlihat dari penggunaanmaterial dan bangunan yang menyesuaikan bentuk dari tapak.Kata Kunci: Museum Maritim, Kota Kendari, Arsitektur Eco-Tech.ABSTRACTThe planning of the maritime museum aims to overcome the problems that exist in the only museum in the city ofKendari. This paper uses a qualitative descriptive analysis method by describing various problems and needs of themuseum. Primary data was collected through observation and interviews. Meanwhile, secondary data comes from severalreference books, spatial planning documents, case studies and other literature. The design of the museum space is analyzedbased on the actors, the activity patterns of the actors, the space requirements and the patterns of spatial relationships. Theplanning of the maritime museum uses an eco-tech architectural approach. Eco-tech is a combination of words betweenecological and technology. According to Niomba et al, Eco-Tech Architecture is a design method that links and harmonizesthe environment and is based on concerns about global environmental conservation with an emphasis on energy efficiencyof land use and effective waste management in architectural settings. And the maritime museum is a museum thatspecifically raises maritime as its main theme. In the maritime museum, various historical objects related to maritime areexhibited, such as ships, paintings, naval weapons, and other objects related to the maritime world. The results of this studyindicate that the selected location is Nambo District, Bungkutoko Island. Maritime museum has main exhibition facilitieswhich are supported by other spaces such as auditorium, mini cinema, library, education room, workshop, cafeteria, andother facilities. Eco-tech architecture was chosen as a planning concept that is applied to the facade or interior of thebuilding, seen from the use of materials and buildings that adapt to the shape of the site.Keywords: Maritime Museum, Kendari City, Eco-Tech.
Copyrights © 2021