Seiring dengan kemajuan inovasi, dunia konstruksi menghadapi perkembangan yang cepat. Perihal tersebut ditunjukkan dengan pembangunan infrastruktur yang sedang digencarkan di Indonesia. Pembangunan infrastruktur tidak terlepas dari pemilihan beton sebagai pilihan utama untuk konstruksi. Kegiatan industri beton adalah salah satu partisipan gas polutan pencemaran udara, seperti gas emisi CO2 dan partikel debu. Salah satu inovasi yang dapat diaplikasikan dalam menanggulangi permasalahan tersebut adalah dengan pendayagunaan abu terbang atau kerap disebut fly Ash selaku subtitusi sebagian semen pada HVFAC (High Volume Fly Ash Concrete). Riset ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kadar fly ash pada uji tarik langsung serta uji tarik belah dari beton sebagai bahan pengganti sebagian semen. Penelitian ini menggunakan kandungan fly ash sebesar 50%, 60%, serta 70% sebagai bahan pengganti dari semen serta dilakukan secara eksperimental. Sampel berwujud balok berdimensi 10 cm x 10 cm x 25 cm untuk benda uji kuat tarik langsung, sedangkan untuk benda uji tarik belah berwujud silinder memakai diameter silinder 15 cm serta tinggi silinder 30 cm. Guna mengetahui workabilitas dilakukan pengujian nilai slump terhadap beton segar. Uji tarik langsung memakai mesin UTM (Universal Testing Machine), sedangkan uji tarik belah dilakukan memakai mesin CTM (Compression Testing Machine). Uji beton keras dilakukan pada usia 28 hari. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil kuat tarik langsung untuk HVFAC kadar 50%, 60%, dan 70% serta beton normal berturut – turut 2,92 MPa; 2,28 MPa; 1,93 MPa; 2,20 MPa. Pada pengujian kuat tarik belah HVFAC kadar 50%, 60%, dan 70% mendapatkan hasil berturut – turut 3,68 MPa; 2,69 MPa; 2,29 MPa; 3,02 MPa. Untuk perbandingan uji tarik langsung dengan uji tarik belah untuk HVFAC kadar 50%, 60%, 70%, dan beton normal berturut-turut 79 %; 85 %; 84 %; 73%.
Copyrights © 2021