Latar Belakang: Masalah stunting (anak pendek) adalah salah satu permasalahan gizi yang dihadapi dunia, terkhusus di negara miskin dan berkembang. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis faktor determinan kejadian stunting pada balita berdasarkan segitiga epidemiologi di wilayah kerja Puskesmas Taraweang kabupaten Pangkep tahun 2021. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan berjumlah 630 anak. Jumlah sampel adalah 86 responden, dengan Ibu dari balita sebagai responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu metode non probability sampling yaitu Purposive Sampling. Hasil: (1) Distribusi Spasial faktor determinan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Taraweang Kabupaten Pangkep yakni, Faktor Host (Pendidikan Ibu, Pengetahuan Ibu, Riwayat Penyakit Infeksi, dan Riwayat Pemberian ASI) dan faktor Environment (Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun dan Pengelolaan Air Minum). (2) hubungan faktor Host Pendidikan Ibu dengan kejadian stunting sebesar 0,015 (3) faktor Host Pengetahuan Ibu dengan kejadian stunting sebesar 1,00 (4) hubungan faktor Host Riwayat Penyakit Infeksi dengan kejadian stunting sebesar 0,001 (5) hubungan faktor Host Riwayat Pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting sebesar 0,001 (6) hubungan faktor lingkungan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan kejadian stunting sebesar 0,023 (7) hubungan faktor lingkungan Pengelolaan Air Minum dengan kejadian stunting sebesar 0,001, (8) pengaruh pemberian ASI Eksklusif merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi stunting dengan nilai 0,016. Kesimpulan: Faktor paling dominan mempengaruhi kejadian stunting adalah Riwayat pemberian ASI. Diharapkan pihak puskesmas khususnya bagian gizi dapat lebih meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat dan memaksimalkan pemantauan dan perbaikan gizi bersama dengan orang tua balita, khususnya di tiga desa yang termasuk lokasi khusus stunting yakni Desa Taraweang, Barabatu, dan Desa Batara.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022