Fatma Afrianty Gobel
Magister Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Determinant Kejadian Stunting Pada Balita Berdasarkan Segitiga Epidemiologi : Determinant of Stunting Incidence in Toddlers Based on Epidemiological Triangle Nur Alifah Wulandari; Arman Arman; Fatma Afrianty Gobel
Journal of Muslim Community Health Vol. 3 No. 1 (2022): JANUARI-MARET (JMCH)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jmch.v3i1.812

Abstract

Latar Belakang: Masalah stunting (anak pendek) adalah salah satu permasalahan gizi yang dihadapi dunia, terkhusus di negara miskin dan berkembang. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis faktor determinan kejadian stunting pada balita berdasarkan segitiga epidemiologi di wilayah kerja Puskesmas Taraweang kabupaten Pangkep tahun 2021. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan berjumlah 630 anak. Jumlah sampel adalah 86 responden, dengan Ibu dari balita sebagai responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu metode non probability sampling yaitu Purposive Sampling. Hasil: (1) Distribusi Spasial faktor determinan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Taraweang Kabupaten Pangkep yakni, Faktor Host (Pendidikan Ibu, Pengetahuan Ibu, Riwayat Penyakit Infeksi, dan Riwayat Pemberian ASI) dan faktor Environment (Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun dan Pengelolaan Air Minum). (2) hubungan faktor Host Pendidikan Ibu dengan kejadian stunting sebesar 0,015 (3) faktor Host Pengetahuan Ibu dengan kejadian stunting sebesar 1,00 (4) hubungan faktor Host Riwayat Penyakit Infeksi dengan kejadian stunting sebesar 0,001 (5) hubungan faktor Host Riwayat Pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting sebesar 0,001 (6) hubungan faktor lingkungan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan kejadian stunting sebesar 0,023 (7) hubungan faktor lingkungan Pengelolaan Air Minum dengan kejadian stunting sebesar 0,001, (8) pengaruh pemberian ASI Eksklusif merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi stunting dengan nilai 0,016. Kesimpulan: Faktor paling dominan mempengaruhi kejadian stunting adalah Riwayat pemberian ASI. Diharapkan pihak puskesmas khususnya bagian gizi dapat lebih meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat dan memaksimalkan pemantauan dan perbaikan gizi bersama dengan orang tua balita, khususnya di tiga desa yang termasuk lokasi khusus stunting yakni Desa Taraweang, Barabatu, dan Desa Batara.
Pengelolaan Limbah Infeksius Pada Masa Pandemi Covid-19 : Infectious Waste Management During the Covid-19 Pandemic Ferawati Ferawati; Muhammad Ikhtiar; Fatma Afrianty Gobel
Journal of Muslim Community Health Vol. 3 No. 1 (2022): JANUARI-MARET (JMCH)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jmch.v3i1.814

Abstract

Latar Belakang: Lingkungan merupakan faktor utama dalam penyebaran Covid-19, dimana meningkatnya jumlah pasien Covid-19 yang dirawat maka meningkat pula limbah infeksius yang dihasilkan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan pengelolaan limbah infeksius pada masa pandemi covid 19 di Puskesmas Kota Makassar. Metode: Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling dengan jumlah sampel 72 orang. Metode analisis data menggunakan analisis statistik SPSS 20.0. Hasil: Hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pengelolaan limbah infeksius pada masa pandemi covid 19 di Puskesmas Kota Makassar dengan nilai p value = 0,000 < nilai α = 0,05. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pengelolaan limbah infeksius pada masa pandemi covid 19 di Puskesmas Kota Makassar dengan nilai p value = 0,006 < nilai α = 0,05, ada hubungan yang signifikan antara sarana dan prasarana dengan pengelolaan limbah infeksius pada masa pandemi covid 19 di Puskesmas Kota Makassar dengan nilai p value = 0,003 < nilai α = 0,05 dan ada hubungan yang signifikan antara SDM dengan pengelolaan limbah infeksius pada masa pandemi covid 19 di Puskesmas Kota Makassar dengan nilai p value = 0,033 < nilai α = 0,05. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, sarana dan prasarana dan SDM dengan pengelolaan limbah infeksius pada masa pandemi covid 19 di Puskesmas Kota Makassar. Sehingga disarankan agar pengetahuan dan sikap petugas tentang pengelolaan limbah infeksius lebih ditingkatkan lagi.
Pengaruh Pemberian Jus Alpukat Dan Jus Wortel Terhadap Penurunan Tingkat Dismenorhea Pada Remaja di SMK Negeri 1 Kasimbar : The Effect of Giving Avocado Juice and Carrot Juice to Reducing Dysmenorrhea Rates in Adolescents at SMK Negeri 1 Kasimbar Niken Ayu; Een Kurnesih; Fatma Afrianty Gobel
Journal of Muslim Community Health Vol. 3 No. 2 (2022): APRIL-JUNI (JMCH)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jmch.v3i2.862

Abstract

Latar Belakang: Dismenorhea sangat berdampak remaja karena menyebabkan terganggunya aktivitas belajar mereka dan tidak jarang hal ini membuat mereka tidak masuk. Seorang remaja yan mengalami dismenorhea tidak dapat berkonsentrasi belajar, lemas, hilang semangat dan motivasi belajar akan menurun karena dismenorhea yang dirasakan pada saat proses belajar megajar. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jus alpukat dan jus wortel terhadap penurunan tingkat dismenorhea pada remaja di SMK Negeri 1 Kasimbar. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kasimbar. Metode: Dalam penelitian ini digunakan desain Two Group Pretest-Posttest Desain penelitian eksperimen yang digunakan. Sampel penelitian ini adalah siswi SMK Negeri 1 Kasimbar Tahun Ajaran 2021 sebanyak 40 orang dimana 20 orang yang diberi jus alpukat dan 20 orang yang diberi jus wortel. Analisis univariate, bivaraite dan uji Independent Sampel Test, serta uji Mann Whitney Test, dengan tingkat kemaknaan p=<0,05, dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 20.0. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa dari 20 responden sebelum diberikan jus alpukat, yang mengalami tingkat dismenorhea ringan sebanyak 4 orang (20,0%), sedang sebanyak 10 orang (50,0%) dan berat sebanyak 6 orang (30,0%) dan sesudah diberikan jus alpukat, yang mengalami tingkat dismenorhea ringan sebanyak 17 orang (85,0%) dan sedang sebanyak 3 orang (15,0%). Sebelum diberikan jus wortel, yang mengalami tingkat dismenorhea ringan sebanyak 2 orang (10,0%), sedang sebanyak 10 orang (50,0%) dan berat sebanyak 8 orang (40,0%) dan sesudah diberikan jus wortel, yang mengalami tingkat dismenorhea ringan sebanyak 15 orang (75,0%) dan sedang sebanyak 5 orang (25,0%). Dengan menggunakan uji Independent Sampel T Test didapatkan nilai t=7,181 dan nilai ρ=0,001 dan 0,003<dari α=0,05, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan: Pemberian jus alpukat dan jus wortel berpengaruh signifikan terhadap tingkat dismenorhea pada remaja siswi di SMK Negeri 1 Kasimbar. Disarankan kepada pihak sekolah agar rajin melakukan penyuluhan dan mendatangkan tenaga kesehatan untuk memberikan materi mengenai tingkat dismenorhea.