Rawat inap bagi pasien dengan gangguan jiwa merupakan situasi dimana mereka jauh dari lingkungan biasanya dan menjalani kebersamaan dengan orang-orang baru dan asing. Gangguan kejiwaan ini dapat menyebabkan keterbatasan psiko-sosial yang serius bagi pasien. Kemunduran dalam fungsi sosial merupakan salah satu di antara keterbatasan itu. Hal ini dalam arti mereka sulit untuk melakukan peran sosialnya. Kemampuan perawatan diri subjek yang memiliki gangguan fungsi lemah dan partisipasi dalam kegiatan waktu luang terbatas. Manusia sebagai makhluk yang holistic memiliki kebutuhan yang kompleks meliputi biopsikososio dan spiritualnya (Azizah et al., 2016). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interaksi, pemenuhan kebutuhan perawatan diri dan spiritual pasien di ruang rawat inap dengan menerapkan therapeutic atmosphere. Kegiatan dalam therapeutic atmosphere meliputi morning meeting, jum’at bersih, dan religious time dengan tujuannya masing-masing dan dinilai menggunakan pre dan post observasi dengan indicator-indikator yang telah dibuat sesuai tujuan pelaksanaan. Hasil kegiatan menunjukkan keterampilan interaksi meningkat dari 30% menjadi 90%, pemenuhan perawatan diri membaik dan mengalami peningkatan dari 20% menjadi 90%, dan pemenuhan spiritual menjadi lebih baik dari 50% menjadi 70%. Berdasarkan hasil ini diharapkan kegiatan inovasi therapeutic atmosphere dapat menjadi rekomendasi kegiatan rutin yang bersifat therapeutic atau menyembuhkan dan dapat diterapkan di rumah sakit jiwa.
Copyrights © 2022