Articles
Peran Spiritualitas dalam Mempengaruhi Resiko Perilaku Bunuh Diri: A Literature Review
Litaqia, Wulida;
Permana, Iman
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (47.374 KB)
|
DOI: 10.2016/jkry.v6i2.305
Bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian yang kerap terjadi pada individu yang memiliki masalah gangguan mental. Bunuh diri dapat berawal dari depresi yang terjadi dalam diri penderita. Aspek spiritual seringkali dihubungkan dengan pencegahan perilaku bunuh diri. Beberapa penelitian terkait telah menjelaskan bagaimana dukungan spiritual dapat mengurangi tingkat depresi pada individu. Literature review ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran spiritual dalam mempengaruhi resiko perilaku bunuh diri pada orang dewasa. Penulisan jurnal ini menggunakan pendekatan studi literatur yang berasal dari beberapa database, yaitu EBSCO, PROQUEST, PubMed, dan Google Cendekia (Google Scholar) dengan menggunakan kata kunci ‘spiritual support’ OR ‘religious support’ AND ‘risk of suicide’ OR ‘suicide attempt’ AND ‘adults’. Menyaring dari 159.320 jurnal dan berhasil mendapatkan 14 jurnal terkait. Menggunakan kriteria inklusi yang mencakup sumber literatur yang diambil mulai tahun 2015 sampai dengan 2018, menggunakan bahasa inggris, kesesuaian kata kunci penulisan, keterkaitan hasil penulisan literatur dengan pembahasan yang diangkat Terdapat 4 tema yang ditemukan dalam telaah literatur ini, yaitu faktor-faktor yang menyebabkan ide bunuh diri, pengalaman bunuh diri dari orang terdekat, dukungan ahli agama terhadap resiko perilaku bunuh diri, serta intervensi psiko-religius. Masalah kesehatan mental seperti depresi dapat dicegah dengan melibatkan peran agama didalamnya. Peran perawat dalam hal ini sangat penting dalam mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ide bunuh diri muncul serta membantu memberikan intervensi pencegahan resiko perilaku bunuh diri dengan mendorong aspek keagamaannya.
Implementasi Inovasi Keperawatan “Therapeutic Atmosphere” di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
Wulida Litaqia;
Laili Nur Hidayati
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 6 NOMOR 1 MARET 2022 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (741.974 KB)
|
DOI: 10.30595/jppm.v6i1.6633
Rawat inap bagi pasien dengan gangguan jiwa merupakan situasi dimana mereka jauh dari lingkungan biasanya dan menjalani kebersamaan dengan orang-orang baru dan asing. Gangguan kejiwaan ini dapat menyebabkan keterbatasan psiko-sosial yang serius bagi pasien. Kemunduran dalam fungsi sosial merupakan salah satu di antara keterbatasan itu. Hal ini dalam arti mereka sulit untuk melakukan peran sosialnya. Kemampuan perawatan diri subjek yang memiliki gangguan fungsi lemah dan partisipasi dalam kegiatan waktu luang terbatas. Manusia sebagai makhluk yang holistic memiliki kebutuhan yang kompleks meliputi biopsikososio dan spiritualnya (Azizah et al., 2016). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interaksi, pemenuhan kebutuhan perawatan diri dan spiritual pasien di ruang rawat inap dengan menerapkan therapeutic atmosphere. Kegiatan dalam therapeutic atmosphere meliputi morning meeting, jum’at bersih, dan religious time dengan tujuannya masing-masing dan dinilai menggunakan pre dan post observasi dengan indicator-indikator yang telah dibuat sesuai tujuan pelaksanaan. Hasil kegiatan menunjukkan keterampilan interaksi meningkat dari 30% menjadi 90%, pemenuhan perawatan diri membaik dan mengalami peningkatan dari 20% menjadi 90%, dan pemenuhan spiritual menjadi lebih baik dari 50% menjadi 70%. Berdasarkan hasil ini diharapkan kegiatan inovasi therapeutic atmosphere dapat menjadi rekomendasi kegiatan rutin yang bersifat therapeutic atau menyembuhkan dan dapat diterapkan di rumah sakit jiwa.
Self Talk Positive dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan dan Stres Garda Terdepan Penanganan Covid-19
Wahyu Kirana;
Wulida Litaqia
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 1 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29406/br.v19i1.3434
Tingginya angka penyebaran Covid-19 menimbulkan berbagai dampak salah satunya adalah dampak psikologis. Dalam wabah apa pun, wajar jika orang merasa tertekan dan khawatir. Respons umum dari orang-orang yang terdampak (baik secara langsung atau tidak). Kedaruratan memang selalu membuat tertekan, tetapi faktor penyebab tekanan khusus wabah Covid-19 dapat mempengaruhi masyarakat, seperti risiko terinfeksi dan menginfeksi orang lain. Respon psikologis berupa cemas dan stres kerap dialami oleh tenaga kesehatan yang berada digarda terdepan penanganan pandemi saat ini. Berkaitan dengan pandemic Covid-19 yang terjadi saat ini dan semakin mengalami peningkatan, ada beberapa intervensi yang dapat dilakukan khususnya kepada para garda terdepan dalam mengatasi kecemasan dan stres akibat pandemic Covid-19. Salah satunya yaitu dengan melakukan self talk positive. Self talk positive adalah intervensi dalam menghilangkan stres dan melibatkan fokus pada pernyataan positif daripada negative. Strategi ini dapat digunakan untuk membantu melewati situasi yang memicu kecemasan.
Implementasi Inovasi Keperawatan “Therapeutic Atmosphere” di Ruang Rawat Inap
Wulida Litaqia;
Laili Nur Hidayati
Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung Vol 6 No 1 (2022): Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Publisher : STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (204.768 KB)
|
DOI: 10.33862/citradelima.v6i1.276
Hospitalization for patients with mental disorders is a situation where they are far from their usual environment and live together with new and foreign people. These psychiatric disorders can cause serious psycho-social limitations for patients. The decline in social functioning is one of these limitations. Patients often experience deterioration in social functioning and self-care. Therapeutic atmosphere is designed to train the fulfillment of social needs and patient self-care. This activity aims to improve interaction skills, fulfill the patient's self-care and spiritual needs in the inpatient room. Activities in a therapeutic atmosphere include morning meetings, clean Fridays, and religious time with their respective goals and assessed using pre and post observations with indicators- indicators that have been made according to the implementation objectives. The results of the activity showed that interaction skills increased from 30% to 90%, self-care fulfillment improved and increased from 20% to 90%, and spiritual fulfillment became better from 50% to 70%. Based on these results, it is hoped that therapeutic atmosphere innovation activities can become recommendations for routine activities that are therapeutic or healing and can be applied in mental hospitals.
GERAKAN PEDULI STUNTING “PENTING” MELALUI EDUKASI PADA MASYARAKAT DI PULAU LEMUKUTAN
Masmuri Masmuri;
Dwin Seprian;
Diena Juliana;
Lintang Sari;
Wulida Litaqia
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 19, No 2 (2022): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29406/br.v19i2.4854
Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi dan memerlukan penangangan pencegahan segera. Upaya dalam pencegahan stunting adalah guna memberikan perubahan perilaku masyarakat melalui program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang semuanya berupaya untuk melakukan intervensi dalam perubahan perilaku positif terkait dengan pengetahuan ibu tentang asupan gizi selama hamil, melahirkan dan anak sebelum usia 2 tahun. Berkaitan dengan fenomena stunting, terdapat intervensi yang dapat dilakukan khususnya untuk meningkatkan yaitu dengan gerakan peduli stunting “Penting”. Strategi ini dapat digunakan untuk membantu pencegahan stunting di Desa Pulau Lemukutan.
Implementasi Inovasi Keperawatan “Therapeutic Atmosphere” di Ruang Rawat Inap
Wulida Litaqia;
Laili Nur Hidayati
Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute Vol 6 No 1 (2022): Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute
Publisher : Ilmiah Institut Citra Internasional
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (204.768 KB)
|
DOI: 10.33862/citradelima.v6i1.276
Hospitalization for patients with mental disorders is a situation where they are far from their usual environment and live together with new and foreign people. These psychiatric disorders can cause serious psycho-social limitations for patients. The decline in social functioning is one of these limitations. Patients often experience deterioration in social functioning and self-care. Therapeutic atmosphere is designed to train the fulfillment of social needs and patient self-care. This activity aims to improve interaction skills, fulfill the patient's self-care and spiritual needs in the inpatient room. Activities in a therapeutic atmosphere include morning meetings, clean Fridays, and religious time with their respective goals and assessed using pre and post observations with indicators- indicators that have been made according to the implementation objectives. The results of the activity showed that interaction skills increased from 30% to 90%, self-care fulfillment improved and increased from 20% to 90%, and spiritual fulfillment became better from 50% to 70%. Based on these results, it is hoped that therapeutic atmosphere innovation activities can become recommendations for routine activities that are therapeutic or healing and can be applied in mental hospitals.
Peran Spiritualitas dalam Mempengaruhi Resiko Perilaku Bunuh Diri: A Literature Review
Wulida Litaqia;
Iman Permana
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6 No 2 (2019): MAY 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35842/jkry.v6i2.305
Bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian yang kerap terjadi pada individu yang memiliki masalah gangguan mental. Bunuh diri dapat berawal dari depresi yang terjadi dalam diri penderita. Aspek spiritual seringkali dihubungkan dengan pencegahan perilaku bunuh diri. Beberapa penelitian terkait telah menjelaskan bagaimana dukungan spiritual dapat mengurangi tingkat depresi pada individu. Literature review ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran spiritual dalam mempengaruhi resiko perilaku bunuh diri pada orang dewasa. Penulisan jurnal ini menggunakan pendekatan studi literatur yang berasal dari beberapa database, yaitu EBSCO, PROQUEST, PubMed, dan Google Cendekia (Google Scholar) dengan menggunakan kata kunci ‘spiritual support’ OR ‘religious support’ AND ‘risk of suicide’ OR ‘suicide attempt’ AND ‘adults’. Menyaring dari 159.320 jurnal dan berhasil mendapatkan 14 jurnal terkait. Menggunakan kriteria inklusi yang mencakup sumber literatur yang diambil mulai tahun 2015 sampai dengan 2018, menggunakan bahasa inggris, kesesuaian kata kunci penulisan, keterkaitan hasil penulisan literatur dengan pembahasan yang diangkat Terdapat 4 tema yang ditemukan dalam telaah literatur ini, yaitu faktor-faktor yang menyebabkan ide bunuh diri, pengalaman bunuh diri dari orang terdekat, dukungan ahli agama terhadap resiko perilaku bunuh diri, serta intervensi psiko-religius. Masalah kesehatan mental seperti depresi dapat dicegah dengan melibatkan peran agama didalamnya. Peran perawat dalam hal ini sangat penting dalam mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ide bunuh diri muncul serta membantu memberikan intervensi pencegahan resiko perilaku bunuh diri dengan mendorong aspek keagamaannya.
EDUKASI KESEHATAN JIWA DALAM MENINGKATKAN RESILIENSI REMAJA KOTA PONTIANAK
Florensa Florensa;
Lintang Sari;
Nurul Hidayah;
Fajar Yousriatin;
Wulida Litaqia
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 8: Agustus 2023
Publisher : Bajang Institute
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Usia remaja merupakan usia transisi dan periode yang kritis karena banyak hal terjadi dalam kehidupannya. Masalah kesehatan mental rentan terjadi pada usia ini akibat perubahan-perubahan yang terjadi sehingga mengharuskan remaja memiliki ketahanan (resiliensi). Resiliensi memungkinkan remaja untuk tangguh menghadapi kesulitan dan mengatasi berbagai tekanan dalam hidup. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi tentang kesehatan jiwa dalam meningkatan kemampuan resiliensi remaja SMP Kota Pontianak. Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan memberikan penyuluhan dalam bentuk ceramah dan diskusi kepada siswa-siswi remaja di SMP Kota Pontianak. Hasil kegiatan menunjukkan remaja mampu memilih cara yang adaptif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Keluarga dengan Baduta
Masmuri Masmuri;
Lintang Sari;
Diena Juliana;
Dwin Seprian;
Wulida Litaqia
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 5 No 2 (2023): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31539/joting.v5i2.6137
This research was conducted to analyze the factors that influence the incidence of stunting in families with children in the Kapuas River area according to the characteristics of the region and its population. This research uses a descriptive research method with a cross sectional approach to study the dynamics of the correlation between factors that influence stunting using an observational, data collection or approach. The research results obtained showed that the growth history factor with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.091>0.05, the history of giving breast milk with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.000<0.0, the history of giving MPASI with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.071>0.05, family history with the incidence of stunting, a significance value was obtained of 0.019<0.05, a history of infectious disease with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.084>0.05, and the mother's psychological pattern with the incidence of stunting obtained a significance value of 0.000<0.05. In conclusion, there is a significant relationship between the history of breastfeeding, family history and the incidence of stunting, and the psychological pattern of the mother and the incidence of stunting in influencing the incidence of stunting in families with toddlers in the Kapuas River suburbs. Keywords: Stunting Baduta, Family with Baduta, Stunting
Gambaran Kesehatan Mental Emosional Remaja
Florensa, Florensa;
Hidayah, Nurul;
Sari, Lintang;
Yousrihatin, Fajar;
Litaqia, Wulida
Jurnal Kesehatan Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKES Ngesti Waluyo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46815/jk.v12i1.125
Adolescence is the period from children to adulthood. This has an impact on various mental health problems in adolescents such as emotional mental problems, problems with parents and friends, anxiety and depression so that it is necessary to identify adolescent mental health problems through early detection. The research aims to identify the emotional mental health status of adolescents. Data were analyzed by descriptive analysis. The population and sample of this study were 478 junior high school students in Pontianak City. The data collection tool used the Strength and Difficult Questionnaire-SDQ. The results showed that the majority of adolescents had normal behavior problems (62.1%), normal emotional problems (92.9%), normal peer problems (54.4%), and normal prosocial abilities (83.5%). The results of this study can be used as a basis for developing activities to improve and prevent adolescent mental health problems.