Keberlanjtan pertanian salah satunya tidak terleas dari ketersedian tenaga kerja di pertanian. Namun, ketersediaan tenaga kerja di pertanian semakin hari semakin berkurang, disebabkan karena rendahnya regenerasi petani dan melemahnya padangan petani terhadap nilai socio-culture lahan pertanian. Akibatnya, banyak rumahtangga tani merasa kekurangan tenaga kerja pada saat musim tanam ataupun musim panen. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) mengetahui persepsi petani terhadap nilai socio-culture lahan pertanian, (2) mengetahui regenerasi tenaga kerja pertanian dan dampaknya terhadap ketersedian tenaga kerja pertanian pada rumahtangga tani (3) mengetahui pengaruh nilai socio-culture lahan terhadap regenerasi petani dan ketersediaan tenaga kerja pertanian. Penelitian ini dilakukan di Desa Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, dengan mengambil sampel sebanyak 92 petani secara random sampling dengan system pemgundian. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan mengunakan statistik regresi linier berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa persepsi petani terhadap nilai socio-culture lahan pertanian masih tinggi, namun regenerasi petaninya relatif sudah sangat rendah, sehingga berdampak terhadap ketersedian tenaga kerja pertanian pada rumahtangga tani. Rendahnya regenerasi petani menurut kepala rumahtangga tani tidak terlepas berbagai faktor. Salah satu faktor yang signifikan berpengaruh terhadap regenerasi petani adalah nilai socio-culture lahan pertanian, sedangkan yang berpengaruh terhadap ketersedian tenaga kerja pertanian adalah regenerasi petani dan nilai socio-culture lahan pertanian. Berdasarkan hal tersebut maka pemerntah harus menguatkan kembali nilai-nilai socio-culture lahan dalam kehidupan petani maupun generasi muda petani, agar regenerasi petani dapat berkelanjutan.
Copyrights © 2020