Sudrajat Sudrajat
Faculty Of Geography, Universitas Gadjah Mada, Indonesia

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Dampak Konservasi Lahan terhadap Lingkungan Lahan Pertanian dan Strategi Adaptasi Petani di Kecamatan Mejayan , Madiun Agus Eko Raharjo Pepekai; Lutfhi Muta’ali; Su Rito Hardoyo; Sudrajat Sudrajat; Rika Harini
Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4139.202 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13070

Abstract

ABSTRAK Penetapan Kecamatan Mejayan sebagai ibu kota Kabupaten Madiun mendorong perkembangan wilayah Kecamatan Mejayan semakin cepat. Hal ini ditunjukan oleh meningkatnya kebutuhan lahan terbangun, sehingga mendorong terjadinya konversi lahan pertanian yang intensif. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan yang hendak dicapai adalah :1) mengkaji dampak konversi lahan pertanian terhadap kondisi lingkungan lahan pertanian serta kondisi sosial ekonomi petani; 2) mengkaji bentuk strategi adaptasi yang dilakukan petani dalam menghadapi konversi lahan pertanian; 3) mengkaji pengaruh konversi lahan terhadap strategi adaptasi petani. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel secara proporsional dari masing masing-masing status petani. Jumlah sampel sebanyak 96 responden terdiri dari 46 responden petani pemilik lahan, 31 responden petani penggarap, 19 responden buruh tani. Data yang digunakan terdiri dari data primer berupa kuisioner dan wawancara mendalam serta data sekunder dari instansi terkait. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, dengan uji statistik chi kuadrat dan koefisien kontigensi. Hasil penelitian menunjukan konversi lahan pertanian di Kecamatan Mejayan berdampak negatif terhadap lingkungan lahan sawah, antara lain semakin berkurangnya lahan usahatani, kerusakan saluran irigasi, serta menurunnya kesuburan tanah akibat sampah rumahtangga. Terdapat perbedaan bentuk strategi adaptasi dari masing-masing rumahtangga petani diantaranya 56,5 % pemilik lahan menerapkan strategi akumulasi, 87,1 % petani pengarap menerapkan strategi konsolidasi dan 84,2% dari buruh tani menerapkan strategi survival. Faktor kondisi sosial ekonomi dengan nilai koefisien kontigensi 0,557 dan kepemilikan aset dengan nilai koefisien kontigensi 0,462 berpengaruh secara nyata terhadap bentuk strategi adaptasi petani, di antara kedua faktor tersebut status kondisi sosial ekonomi lebih kuat pengaruhnya terhadap bentuk strategi adaptasi petani. ABSTRACT The determination district of Mejayan to be capital city of Madiun regency encourages the fast development of district Mejayan. It is evidenced by the increasing needs of undeveloped land, so that encourage the intensive conversion of agricultural land. According to the situations, there are two goals to be reached: 1) to assess the impact of the conversion agricultural land to the environmental condition of agricultural land as well as socio-economic conditions of farmers; 2) to analyze what strategies adaptation of the farmers in facing the conversion of agricultural land; 3) to analyze the effect of conversion land to the farmer adaptation strategies. This study has a survey method by taking a proportional sampling of each farmer status individually. The total samples of 96 respondents are 46 respondent peasant land owners, tenant farmers 31 respondents, and 19 respondents laborer. The data use consists of primary data, in a questionnaires and in-depth interviews, then secondary data from relevant agencies. Methods of data analysis use a quantitative descriptive analysis, the chi squared test and contingency coefficient. The results show conversion of agricultural land in the district of Mejayan has a negative effect to the wetland environment, such as the less land farming, irrigation canals damage, and declining soil fertility due to household waste. There are different adaptation strategy of each farm household; 56.5% land owner applying accumulation strategies, 87.1% of tenant farmers implementing consolidation strategies and 84.2% of farm workers applying survival strategies. The condition of socio-economic with contingency coefficient value 0.557 and the ownership assets with a contingency coefficient value 0,462 influence really to the farmer adaptation strategies, in both factors status socio economic condition give a stronger influence to the form of farmer adaptation strategies.
ANALISIS POTENSI CALON TRANSMIGRAN SASARAN PENGARAHAN DAN PERPINDAHAN Sudrajat Sudrajat
Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 2 (2008): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.558 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13320

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi calon transmigran briefing dan pergerakan target di daerah asal; dan untuk menilai prosedur dan memberikan informasi bimbingan teknis kepada calon transmigran. Untuk mencapai tujuan ini calon transmigran sampel dari beberapa lokasi di wilayah Kabupaten Bantul. Metode pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan calon transmigrasi dan Focus Group Discussion (FGD) dengan beberapa tokoh masyarakat, pejabat pemerintah desa, desa, pilar lingkungan, pilar warga dan beberapa masyarakat umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penilai transmigran kandidat untuk mengikuti program transmigrasi masih sangat tinggi, namun fakta menunjukkan bahwa calon transmigran potensial masih belum seperti yang diharapkan, terutama yang berkaitan dengan latar belakang pendidikan, keterampilan akuisisi, kepemilikan dan keluarga aset perilaku bergerak. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa prosedur dan penjangkauan informasi masih ada beberapa kelemahan, terutama terkait dengan sosialisasi program transmigrasi melalui berbagai media komunikasi masih kurang sehingga informasi yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. ABSTRACT The goal of this research are to analyze the potential transmigrant candidates briefing and movement of the target in the area of origin; and to assess procedures and providing technical guidance information to candidates transmigrant. To achieve this objective sampling transmigrate candidates from several locations in the area of the Bantul District. Method of collecting data through direct interviews with transmigration candidates and Focus Group Discussion (FGD) with several community leaders, village government officials, village, neighborhood pillars, pillars of residents and some of the general public. The results showed that appraises transmigrates candidate to follow the transmigration program still very high, but the facts show that the transmigrate candidates potential still not as expected, primarily related to educational background, skill acquisition, ownership and family assets are immobile behavior. The results also indicate that the procedures and outreach information there are still some weaknesses, particularly related to the socialization of the transmigration program through various media rmation can not be accepted by the public.
Perubahan Socio-Culture dan Economic Separation Keluarga dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Lansia di Desa Tileng Kecamatan Girisubo Sudrajat Sudrajat; Wiwik Piji Mulyani; Ahmad Saikhu
Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 1 (2019): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (982.659 KB) | DOI: 10.22146/mgi.41255

Abstract

Di satu sisi migrasi penduduk dari desa ke kota telah mampu  merubah   nilai socio-culture dan sistem  ekonomi keluarga, namun di sisi lain telah menyebabkan lansia hidup terpisah dari anggota keluarganya. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk; (1) mengkaji proses perubahan socio-culture dan economic separation yang terjadi pada keluarga lansia; (2) menganalisis   kondisi kehidupan sosial-demografi dan ekonomi lansia dalam kondisi spatial separation;  dan (3) menganalisis  pengaruh perubahan socio-culture dan economic separation   terhadap  kehidupan lansia. Penelitian ini dilakukan di Desa Tileng Kecamatan Girisubo dengan mengambil  sampel keluarga  lansia. Sampel diambil secara random sampling. Data primer dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari instatsi pemerintah. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel silang, kemudian dianalisis secara deskripssi kualitatif. Hasil penelitian  menemukan bahwa  proses perubahan socio-culture diawali dari proses perubahan pendidikan anggota keluarga dan perubahan padangan lansia terhadap nilai-nilai socio-culture, sedangkan proses economic separation diawali dari proses perubahan aktivitas ekonomi tradsional menjadi ekonomi modern pada  keluarga lansia. Penelitian ini juga menemukan kondisi kehidupan lansia yang tercemin dari kondisi sosial-demografi dan ekonomi dalam kondisi spatial separation cukup beragam. Temuan lain dari penelitian ini adalah perubahan socio-culture dan economic separation pada keluarga lansai berpengaruh terhadap kondisi kehidupan lansia yang terpisah dari anggota keluargnya.
Kajian Daya Dukung Lahan dan Keberlanjutan Pertanian di Desa Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Sudrajat Sudrajat; Suhendra Suhendra; Arifia Mawardani
Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.51228

Abstract

Daya dukung lahan pertanian merupakan salah satu komponen penting dalam  menentukan keberlanjutan pertanian. Hal ini terjadi karena tanpa adanya dukungan lahan pertanian maka keberlanjutan pertanian tidak akan dapat dipertahankan. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji   daya dukung lahan pertanian dan  keberlanjutan pertanian di Desa Duren Kecamatan Bandungan Semarang. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 92 rumahtangga tani  secara random sampling.  Data terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengukuran daya dukung lahan   pertanian dilakukan secara kuantitatif, sedangkan pengukuran keberlanjutan pertanian dilakukan secara kualitatif dengan skala likerts dan dianalisis dengan metode kuartil (Q). Hasil analisis daya dukung lahan pertanian menunjukkan bahwa lahan pertanian   tidak lagi mendukung terhadap kehidupan petani, namun dari sisi keberlanjutannya masih menunjukkan tinggi. Hal ini terlihat dari hasil analisis keberlanjutan pertanian, dari 5 (lima)  dimensi  keberlanjutan, hanya 1 (satu) dimensi yang tergolong rendah yaitu dimensi sosal, sedangkan   dimensi ekonomi, dimensi lingkungan, dimensi kelembagaan dan dimensi teknologi masih tergolong tinggi dalam mendukung keberlanjutan pertanian. Carrying capacity of agricultural land is one important component in determining agricultural sustainability. This happens because without the carrying capacity of agricultural land, the sustainability of agriculture will not be maintained. Based on this, this research was conducted with the aim for analyze the carrying capacity of agricultural land and agricultural sustainability  in the Duren Village  Bandungan District, Semarang. The number of samples taken was 92 farming households by random sampling. Data consists of primary data and secondary data. Measurement of the carrying capacity of agricultural land is done quantitatively, while the measurement of agricultural sustainability is done qualitatively with a Likerts scale and analyzed by the quartile (Q) method. The results of the analysis of the carrying capacity of agricultural land indicate that agricultural land no longer supports the lives of farmers, but in terms of sustainability it still shows high. This can be seen from the results of the analysis of agricultural sustainability, from 5 (five) dimensions of sustainability, only 1 (one) dimension which is classified as low namely social dimension, while the economic dimension, environmental dimension, institutional dimension and technological dimension are still relatively high in supporting agricultural sustainability.
Kajian kerusakan lingkungan pada tambang intan berbasis pertambangan rakyat di Kecamatan Cempaka, Kalimantan Selatan Lely Adriani Nasution; Suratman Suratman; Sudrajat Sudrajat
Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 2 (2021): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.63231

Abstract

Abstrak. Penambangan intan di Kecamatan Cempaka telah ada sejak dulu dan dikelola langsung oleh masyarakat serta tergolong sebagai tambang rakyat yang berskala kecil. Keberadaan tambang intan memunculkan permasalahan pada lingkungan berupa kerusakan. Kerusakan yang ditimbulkan mencakup seluruh aspek seperti abiotik, biotik dan kultural. Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian terkait bagaimana kerusakan yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut. Tujuan pada penelitian ini berupa, (1) mengidentifikasi jenis kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan intan, (2) menganalisis tingkat kerusakan lingkungannya, (3) merumuskan strategi pengelolaan yang sesuai untuk kerusakan lingkungan akibat pertambangan intan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian merupakan metode gabungan antara kuantitatif berupa skoring dan perhitungan kelas interval serta kualitatif berupa wawancara mendalam, yang mengacu pada kriteria dari Buku I Kerusakan Lahan Akses Terbuka Akibat Tambang Rakyat oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi jenis kerusakan lingkungan memiliki kesesuaian dengan parameter yang ada pada ketentuan KLHK tahun 2015. Analisis tingkat kerusakan menunjukkan bahwa titik pengamatan 4 di Kelurahan Sungai Tiung menjadi titik dengan tingkat kerusakan yang berat. Perumusan strategi pengelolaan menunjukkan bahwa pengalihfungsian lokasi pertambangan menjadi tujuan wisata adalah upaya pengelolaan yang paling tepat.   Abstract .Diamond mining in Cempaka Subdistrict existed for a long time ago and was handled by community groups and included as small-scale artisanal mining. The existence of diamond mining causes a problem to the environment like environmental damage. The damage caused covers all aspects such as abiotic, biotic, and cultural. Thus, it needs to carry out a study related to how these activities cause the damage. The purposes of the research are, (1) Identify the types of environmental damage, (2) analyze the level of environmental damage, (3) formulate the appropriate management strategies for environmental damage caused by diamond mining. The research method uses mix method between quantitative like scoring and calculation an interval class, and qualitative, with an in-depth interview, which references Book I Open Access to Land Damage due to Artisanal Mining by the Ministry of Environmental and Forestry 2015. The results showed that identifying the environmental damage type was in accordance with the parameters in 2015 of KLHK references. Analyze an environmental damage level shows the heavy damage level found in observation point 4 in Sungai Tiung. Formulation of a management strategy shows that mining sites' conversion to tourism destinations is the most appropriate.  
Farmers Commitment in Maintaining Wetted land Ownership Status in Peri-Urban Area of Yogyakarta Sudrajat sudrajat
Indonesian Journal of Geography Vol 48, No 1 (2016): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3839.619 KB) | DOI: 10.22146/ijg.12490

Abstract

The existance of wetted land in Peri-urban Yogyakarta can not separated from the farmer’s commitment. This research is aimed to analyze farmer’s commitment in maintaining wetted land ownership status in Peri-Urban Yogyakarta and to identify its influencing factors. This research is conducted in peri-urban area of Yogyakarta by taking some wettted land’s owners who are active in farming, as the respondents. The meaurement of farmer’s commitment indicators are done by likert scale. The result indicated that farmers in Peri-urban area of Yogyakarta have low commitment in maintaining wetted land ownership status.  Low level of farmer’s commitment are reflected from the low commitment to prevent the desire to sell the wetted land,  to rent out the wetted land for non-agricultural use and to change the wetted land for non-agricultural use. This research also indicated that the low commitment is also significantly influenced by wetted land price, wetted land location, and its social value.
Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Beras di Indonesia Tahun 2018 Armandha Redo Pratama; Sudrajat Sudrajat; Rika Harini
Media Komunikasi Geografi Vol. 20 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v20i2.19256

Abstract

Berdasarkan publikasi World Bank (2018) saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara dengan jumlah penduduk paling besar di dunia, hal ini mengakibatkan konsumsi beras di Indonesia juga besar. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis ketersediaan dan kebutuhan berasdi Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode studi literatur dan analisis data sekunder. Hasil analisis dalam penelitian ini ialah Kondisi geografis di Indonesia yang sebagian besar cocok sebagai lahan sawah menyebabkan ketersediaan beras di Indonesia cukup besar. hal ini dibuktikan dengan persentase wilayah surplus beras di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan wilayah defisit berasnya, yaitu sebesar 52,94% :  47,06 %. Sebagian besar Provinsi dengan klasifikasi defisit beras berada di Indonesia bagian timur, seperti Provinsi Papua, Maluku, NTT dan NTB, sedangkan provinsi dengan klasifikasi surplus beras dominan berada di Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi. Jadi secara umum pada tahun 2018 sebagian besar provinsi di Indonesia merupakan wilayah surplus beras dengan sentra beras berada di Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi.Kata Kunci : Ketersediaan; Kebutuhan; Beras; Surplus; Defisit
Persepsi Petani terhadap Nilai Socio-Culture Lahan dan Pengaruhnya terhadap Regenerasi Petani dan Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian di Desa Duren Sudrajat Sudrajat; Devi Ega Agista; Siti Rohmah
Media Komunikasi Geografi Vol. 21 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v21i2.29297

Abstract

Keberlanjtan pertanian salah satunya tidak terleas dari ketersedian tenaga kerja di pertanian. Namun, ketersediaan tenaga kerja di pertanian semakin hari semakin berkurang,  disebabkan karena rendahnya  regenerasi petani dan melemahnya padangan petani terhadap nilai socio-culture lahan pertanian. Akibatnya,  banyak rumahtangga tani merasa  kekurangan tenaga kerja pada saat musim tanam ataupun musim panen. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1)  mengetahui persepsi petani terhadap nilai socio-culture lahan pertanian, (2) mengetahui  regenerasi tenaga kerja pertanian dan dampaknya terhadap ketersedian tenaga kerja pertanian pada rumahtangga tani (3) mengetahui pengaruh nilai socio-culture lahan terhadap regenerasi petani dan  ketersediaan tenaga kerja pertanian.  Penelitian ini dilakukan di Desa Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, dengan mengambil sampel sebanyak  92 petani secara random sampling dengan system pemgundian.  Data yang digunakan terdiri dari  data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan mengunakan statistik regresi linier berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa persepsi petani terhadap nilai socio-culture lahan pertanian masih tinggi, namun regenerasi petaninya relatif sudah sangat rendah, sehingga berdampak terhadap ketersedian tenaga kerja pertanian pada rumahtangga tani. Rendahnya regenerasi petani  menurut kepala rumahtangga tani tidak terlepas  berbagai faktor. Salah satu faktor yang  signifikan berpengaruh terhadap regenerasi petani adalah nilai socio-culture lahan pertanian, sedangkan  yang berpengaruh terhadap ketersedian tenaga kerja pertanian adalah  regenerasi petani dan nilai socio-culture lahan pertanian. Berdasarkan hal tersebut maka pemerntah harus menguatkan kembali nilai-nilai socio-culture  lahan dalam kehidupan petani maupun generasi muda petani, agar regenerasi petani dapat  berkelanjutan.   
Analisis Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Purworejo Ismi Nuari Puspitaningrum; Sudrajat Sudrajat; Andri Kurniawan
Media Komunikasi Geografi Vol. 22 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i2.29948

Abstract

Keberagaman potensi unggulan yang ada di kawasan pesisir selatan Kabupaten Purworejo merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan ekonomi. Namun kenyataannya keragaman potensi komoditas unggulan dari sektor pertanian dan non pertanian belum menjadi basis dalam pengelolaan wilayah pesisir, salah satunya tercermin dalam kebijakan pengelolaan pesisir yang telah ditetapkan dan dilaksanakan di wialyah pesisir selatan Kabupaten Purworejo. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian difokuskan untuk memetakan berbagai jenis komoditas unggulan sebagai basis dalam pengelolaan wilayah pesisir selatan Kabupaten Purworejo berdasarkan kesesuaian lahan. Pada penelitian ini, data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh melalui wawancara expert choice serta observasi lapangan, dan data sekunder yang diperoleh melalui survei institusional. Data-data tersebut diolah dengan metode analisis berupa analisis LQ, Shift share, dan overlay peta kesesuaian lahan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat berbagai jenis komoditas unggulan sektor pertanian berupa padi ladang, padi sawah, jagung, ketela rambat, kelapa deres, tebu, jambu mete, kambing, domba, ayam, itik entog, kelinci serta perikanan tambak. Beberapa komoditas unggulan tidak memiliki kelas kesesuaian lahan yang sesuai, namun dengan mengatasi faktor pembatas, memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.
Strategi Ketahanan Pangan Beras berdasarkan Pendekatan Food Miles Armandha Redo Pratama; Sudrajat Sudrajat; Rika Harini; Purna Hindayani
Media Komunikasi Geografi Vol. 22 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i2.37518

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah perairannya lebih luas dibandingkan dengan daratannya. Kondisi ini mengakibatkan faktor distribusi menjadi hal prioritas untuk dapat mencapai ketahanan beras di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan distribusi beras di negara kepulauan memiliki tantangan tersendiri, sehingga diperlukan strategi khusus berdasarkan karakteristik wilayahnya untuk mencapai ketahanan beras. Berdasarkan analisis data dapat diklasifikasikan wilayah berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan beras, serta jarak tempuh pemenuhan berasnya. Berdasarkan analisis menggunakan metode transportasi linier programing dan SWOT dapat diperoleh hasil masing-masing kategori tersebut memiliki strategi yang berbeda, yaitu strategi distributif, defensif, protektif, revolutif, progresif dan variatif. Kajian ini diharapkan mampu menjadi salah satu kajian yang dapat menjadi rekomendasi dalam menentukan kebijakan ketahanan pangan beras dari aspek distribusi.