Jurnal Kawistara : Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora
Vol 4, No 2 (2014)

DINAMIKA EKOWISATA TRI NING TRI DI BALI PROBLEMATIKA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TIGA TIPE EKOWISATA BALI

Arida, I Nyoman Sukma ( Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali.)



Article Info

Publish Date
17 Aug 2014

Abstract

Tulisan ini bermaksud untuk menjelaskankan proses dinamika yang terjadi dalam pengembanganekowisata di Bali. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) mengetahui danmenganalisis tipe-tipe ekowisata yang berkembang di Bali, 2) menganalisis perkembangan ekowisatapada masing-masing tipe, khususnya dalam aspek produk ekowisata, pelibatan masyarakatlokal, dan strategi pengembangan, dan 3) menganalisis dan merumuskan model pengembanganekowisata di Bali. Penelitian ini bercorak penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan datayang memiliki relevansi dengan pendekatan dan kerangka teori tersebut, ada empat cara, yaitu: (a)wawancara mendalam (indepth interview), (b) Pengamatan (observasi lapangan), (c) diskusi terfokus(Focus Group Discussion-FGD), dan (d) studi dokument. Penelitian ini menggunakan keempatmetode ini untuk menggali kebutuhan data di lapangan, sesuai dengan lingkup masalah dantujuan penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa tipologi ekowisata Bali dilihat dari sisi aktorutama yang menggerakkan(agent of change) dapat dipilah menjadi tiga, yaitu: (1) ekowisata yangdigerakkan oleh investor (tipe Investor), (2) ekowisata yang digerakkan oleh masyarakat (tipePartisipatif), dan (3) ekowisata yang digerakkan oleh pemerintah (tipe pemerintah). EkowisataBali yang cenderung berpola tiga ini disebut sebagai tri ning tri. Dalam praktiknya masingmasingtipe memiliki tingkat kesuaian yang berbeda-beda dengan prinsip-prinsip ekowisata(TIES, 2000), sehingga bisa dikelompokkan ke dalam ekowisata utama, madya, dan nista. Beberapasikap hidup masyarakat Bali seperti rwa bhineda, paduwen sareng, dan nempahang rage membuatmasing-masing tipe ekowisata bisa berkembang berdampingan secara harmonis di Bali, tanpameniadakan satu sama lain. Dari pengamatan pada level mikro ditemukan bahwa karakteristikmasing-masing tipe cenderung bergeser ke arah tipe hibrid, akibat dari proses interaksinya denganberagam stakeholder. Artinya, ekowisata yang masuk ke suatu desa akan diimprovisasikan sesuaidengan potensi sumber daya yang tersedia dan keunikan stakeholder yang terlibat di dalampengelolaan ekowisata. Kemampuan mengolah segala bentuk ekowisata yang datang dari luartersebut berpadu dengan sikap hidup rwa bhineda sehingga menyebabkan kepariwisataan yang datang, masuk, kemudian berkembang di Bali ditransformasikan menjadi sebuah bentuk baru.

Copyrights © 2014