Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui takwa dan akhlak mulia siswa SLTA ditinjau dari intensitas Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini membedakan Pendidikan Agama Islam antara yang diberikan secara kurang intensif (SMA N), cukup intensif (MA N) dan sangat intensif (Pondok Pesantren). Karakteristik subjek dalam penelitian ini yaitu terdaftar sebagai siswa di SLTA tempat penelitian; berusia 15-17 tahun dan beragama Islam. Penelitian ini menggunakan 255 sampel dari jumlah populasi 745 dari ketiga sekolah tersebut dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan skala akhlak mulia yang terdiri dari 28 item (α=0.896) dan skala takwa yang terdiri dari 19 aitem (α =0.863). Analisis data menggunakan uji beda Anova. Hasil uji beda takwa menghasilan nilai signifikansi (ρ >0.05) yang berarti tidak signifikan dan hasil uji beda Akhlak Mulia p<0.05 (yang berarti signifikan). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan takwa namun terdapat perbedaan akhlak mulia pada siswa di ketiga sekolah. Tidak terbuktinya hipotesis pada variabel takwa mungkin disebabkan karena tidak dikendalikannya faktor Pendidikan Agama Islam yang lain yakni ketersediaan guru ngaji, keikutsertaan mengikuti organisasi Sie Kerohanian Islam (Rohis), dan keikutsertaan dalam kegiatan remaja masjid
Copyrights © 2022