Kajian tentang Siliwangi telah banyak dilakukan namun tidak dalam upaya untuk memberikan satu pengaruh yang penting bagi pengembangan ilmu sosial relevan. Menggunakan analisis wacana yang didasari oleh teori fungsional bahasa, kajian ini telah menunjukan tujuan penggunaan wacana Siliwangi dalam setiap konteks sosial budayanya. Hal ini menjadi dasar penting bagi produksi wacana Siliwangi yang lebih relevan. Analisis terhadap diskursus Siliwangi menunjukan tiga tatanan wacana. Pertama mengenai perdebatan apakah sosok Siliwangi itu ada, siapa dan apa yang telah dilakukannya. Kedua, mengenai proses produksi, distribusi, dan konsumsi wacana Siliwangi untuk tujuan kewibawaan Bupati di masa Kolonial Hindia Belanda. Ketiga, dengan mengaitkan kepada silih asah, silih asih, silih asuh, menjadi konsep yang dipergunakan untuk berbagai kepentingan dengan asumsi sebagai kearifan lokal. Berdasarkan temuan tersebut, tulisan ini ingin menunjukan karakter khas dari diskursus Siliwangi dalam konteks sosial politik Priangan. Kesimpulan dari proses itu adalah sebuah rumusan tentang ontologi manusia sunda yang ditunjukan oleh tatanan wacana Siliwangi serta arah yang memungkinkan dapat dikembangkan dengan penekanan pada analisis ilmu sosial relevan dalam interaksi antara paradigma pra Islam, Islam, dan Barat.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022