Partai memiliki tiga arena interaksi dan kontestasi yang saling mempengaruhi. Pertama, partai di pemerintahan. Banyak kandidat publik partai yang gagal menjadi pemimpin inovatif dan justru menjadi pelaku utama korupsi. Kedua, wajah partai di parlemen. Produktivitas legislatif pusat dan daerah sangat rendah dan mengecewakan. Kehadiran dan mutu produk legislasinya tidak mencerminkan posisi strategisnya sebagai wakil rakyat. Kedua wajah itu berdampak pada respon partai diwajah ketiga yaitu ditengah masyarakat. Gejala deparpolisasi mewabah terlihat dari angka golput dan swing voters semakin tinggi. Partai harus berbenah ditiga arena jika tidak ingin tersingkir dari benak publik. Reformasi partai ditiga wajah melalui perbaikan sisem kaderisasi dan kandidasi, penguatan kapasitas kandidat publik serta adaptasi program populis.
Copyrights © 2012