Abstrak Latar Belakang : Kerawanan pangan tinggi terjadi pada ibu hamil usia di bawah 18 tahun. Berdasarkan data susenas 2018 dalam (Badan Pusat Statistik, 2020) sekitar (12,24 %) perempuan usia 20-24 tahun yang kawin sebelum usia 18 tahun berada pada kelompok sangat rawan pangan. Sedangkan, pada perempuan usia 20-24 tahun yang kawin usia 18 tahun ke atas hanya sebesar (7,3 %). Kerawanan pangan mempengaruhi kekurangan energi kronis, jika kejadian tersebut berlangsung lama dapat menyebabkan indeks massa tubuh kurang pada ibu hamil.Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui analisis faktor yang mempengaruhi IMT kurang pada ibu hamil usia muda di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2020.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sample yaitu consecutive sampling dengan jumlah sample 60 responden.Hasil Penelitian : Menunjukkan bahwa dari 60 responden didapatkan mayoritas memiliki pendidikan dasar sebanyak 32 orang (53.3%), status responden tidak bekerja lebih banyak yaitu 47 orang (78.3%), lebih banyak responden memiliki pendapatan keluarga ≤ UMK sebanyak 47 orang (78.3%), kemudian mayoritas IMT normal sebanyak 47 oang (78.3%), tidak KEK sebanyak 49 orang (81.7%), mengalami Tidak anemia sebanyak 50 orang (83.3%). Berdasarkan analisis statistik didapatkan terdapatkan hubungan signifikan antara KEK dengan IMT kurus pada ibu hamil usia muda dengan p value 0.00 dan hubungan signifikan pada Anemia dengan kejadian IMT kurus pada ibu hamil usia muda dengan p value 0.017.Kesimpulan : Pada penelitian ini masalah kesehatan anemia dan KEK memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kejadian IMT kurus pada ibu hamil usia muda. Saran : Diharapkan kepada ibu untuk memperhatikan usia saat hamil dan mempersiapkan perencanaan kehamilan dengan matang untuk menghindari gangguan kesehatan pada ibu selama kehamilannya. Kata Kunci : Pekerjaan ibu, pendapatam keluarga, pendidikan ibu, IMT, KEK, AnemiaÂ
Copyrights © 2021