Transfusi darah merupakan proses pemberian darah atau komponen darah dari donor ke penerima, transfusi darah yang sesuai memainkan peran penting dalam layanan kesehatan modern. Reaksi transfusi didefinisikan sebagai kejadian apa pun yang terjadi sebagai akibat dari pemberian produk darah, dapat selama atau setelah pemberian produk tersebut. Gambaran gejala reaksi transfusi adalah parameter penting dalam menentukan suatu kejadian reaksi transfusi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui data prevalensi dari reaksi transfusi dan karakteristik penderita reaksi transfusi berdasarkan usia, jenis kelamin, produk darah dan tingkat keparahan dari gejala reaksi transfusi di RSUP Sanglah Denpasar Bulan Januari 2018 hingga Juni 2019. Penelitian ini bersifat retrospektif dengan menggunakan data sekunder formulir monitoring transfusi pasien reaksi transfusi berupa usia, jenis kelamin, produk darah yang ditransfusi, dan gejala reaksi transfusi di RSUP Sanglah Denpasar bulan Januari 2018 hingga Juni 2019. Terkumpul sebanyak 88 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah total pasien yang menerima transfusi darah di Rumah Sakit Sanglah dari Januari 2018 hingga Juni 2019 adalah 21.918. Ada 111 (0,5%) kasus reaksi transfusi dengan rentang usia terbanyak yaitu 19-29 tahun 17 kasus (19,3%) dan kelompokiterendah yaitu rentang usiai 50-59 tahun 13 kasus (14,8%). Reaksi transfusi lebih banyak terjadi pada laki - laki dengan jumlah 47 kasus (53,4%), dan produk darah yang paling tinggi angka penggunaannya yaitu packed red blood cell (PRC) dengan jumlah penggunaan 72/28.405 (0,0025%) mengakibatkan terjadinya reaksi transfusi, sedangkan terendah fresh frozen plasma (FFP) dengan kasus terjarang 1/2185 transfusi (0,0004%). Berdasarkan usia dan gejala reaksi, maka tingkat keparahan gejala reaksi transfusi darah terbanyak yaitu reaksi transfusi sedang dengan jumlah 42 kasus (47,7%). Kata kunci: Reaksi Transfusi Darah., Prevalensi., Karakteristik Pasien
Copyrights © 2022