Anak tunagrahita atau disabilitas intelektual merupakan sebuah kondisi dimana anak memilikikemampuan intelektual di bawah rata-rata, sehingga mereka tidak mampu hidup dengan kekuatan sendiri di dalam masyarakat meskipun dengan cara yang sederhana. Membahas tentang anak tunagrahita di Indonesia tepatnya di SLB Jenetallasa Kabupaten Gowa ada yang masih mampu dilatih mengurus diri sendiri, berkomunikasi secara sederhana dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan meskipun kapasitas belajarnya sangat terbatas terutama untuk hal-hal yang abstrak. Keberadaan anak tunagrahita dengan keterbatasan dalam perawatan diri maka diperlukan yang namanya pembelajaran terkait dengan kemandirian ADL (Activity of DailyLiving) untuk keseharian mereka agar tidak bergantung lagi pada orang lain. Peran guru sangat menentukan anak tunagrahita dalam mengembangkan kemandiriannya. Selain itu, orang tua juga perlu membangun komunikasi yang baik dan menjalin kerjasama dengan guru di sekolah untuk mengontrol setiap aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Melihat bagaimana sifat anak tunagrahita yang begitu bergantung dengan orang lain maka proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk mereka di masa depan. Dalam penelitian ini kami menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yakni mencakup databerupa kata-kata yang memfokuskan pada penunjukan makna dan mendeskripsikan suatu fenomenayang dikaji oleh peneliti.
Copyrights © 2022