Jurnal Kreativitas PKM
Vol 5, No 6 (2022): Volume 5 No 6 Juni 2022

Pemberdayaan Masyarakat Suku Kokoda dalam Memanfaatkan Ekstrak Daun Sirih dan Daun Pepaya Sebagai Larvasida Alami Pengendalian Vektor Malaria

Yogik Setia Anggreini (Poltekkes Kemenkes Sorong)
Norma Norma (Poltekkes Kemenkes Sorong)



Article Info

Publish Date
01 Jun 2022

Abstract

ABSTRAK Di Indonesia, sekitar 35 persen penduduknya tinggal di daerah berisiko terinfeksi malaria dan dilaporkan sebanyak 38 ribu orang meninggal per tahun karena malaria berat akibat Plasmodium falciparum. Pemukiman suku Kokoda Papua Barat  masih memiliki genangan air,    alih fungsi hutan mangrove menjadi daerah pemukiman dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi standar keseahatan sehingga berpotensi menjadi perindukan nyamuk anopheles.Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah Untuk memandirikan masyarakat dalam pengendalian vector malaria dengan memanfaatkan teknologi tepat guna berupa ekstrak daun sirih sebagai larvasida alami dalam upaya eliminasi malaria di Kota Sorong. Metode pengabdian ini adalah dengan memberikan edukasi pada karang taruna tentang kesehatan lingkungan demi mewujudkan kemandirian masyarakat terhadap sanitasi dan dilnjutkan denga demonstrasi pembuatan larvasida alami dengan bahan ekstrak daun sirih dan evaluasi yang dilakukan berupa kuesioner pre dan post test guna mengetahui pemahaman dari sasaran. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini menemukan nilai mean pengetahuan partisipan sebelum diberikan pengetahuan adalah 46,67 dan setelah diberikan edukasi mengalami peningkatan menjadi 75,00. Terdapat peningkatan pengetahuan dalam pemanfaatan ekstrak daun sirih sebagai larvasida alami sebagai pengendalian vector malaria bagi suku Kokoda, papua barat Kata Kunci: Malaria, Daun Sirih, Suku Kokoda, Larvasida  ABSTRACT In Indonesia, about 35 percent of the population lives in areas at risk of malaria infection and it is reported that 38 thousand people die per year due to severe malaria due to Plasmodium falciparum. The settlement of the Kokoda tribe in West Papua still has air, the conversion of the mangrove forest into a residential area and environmental sanitation that does not meet health standards so that it can become an anopheles mosquito breeding ground. The purpose of this community service is to make the community independent in controlling malaria vectors by using appropriate technology in the form of betel leaf extract as a natural larvicide in an effort to eliminate malaria in Sorong City. The method of this service is by educating youth groups about health to realize community independence in sanitation and followed by demonstrations of making natural larvicides with betel leaf extract ingredients and evaluations carried out in the form of pre and post test questionnaires to determine understanding of the target. The results of this community service found that the knowledge values of the participants before being given knowledge were 46.67 and after being given education, they increased to 75.00. There is an increase in knowledge in the use of betel leaf extract as a larvicide in nature as a malaria vector control for the Kokoda tribe, West Papua. Keywords: Malaria, Betel Leaf, Kokoda Tribe, Larvicide

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

kreativitas

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Nursing Public Health

Description

Jurnal Kreativitas Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) merupakan jurnal yang bertaraf nasional yang memiliki fokus utama pada pengaplikasian hasil penelitian dan ilmu-ilmu di bidang kesehatan yang dilakukan pada masyarakat dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Lingkup bidang pengabdian kepada ...