Kritik sebagai alat untuk mengapresiasi terhadap suatu objek dalam hal ini sastra sebagai obejeknya. Kritik yang mengalami perubahan secara konseptual dari tataran praktis hingga metodelogis. Sastra Arab (sya’ir) menjadi produk kebanggan masyarakat Arab terutama masyarakat jahili, saling bantah argumen terjadi ketika menilai orsinalitas sya’ir jahili, pendapat yang satu meniadakan dan pendapat lain mengakui keberadaan sya’ir jahili. Tujuan penelitian ini adalah menemukan praktek kritik terhadap sya’ir antara dua zaman yaitu Jahili dan awal Islam, mengungkap diaketik para ilmuan Arab mengenai eksistensi sya’ir Jahili dan menemukan pudarnya salah satu jenis sya’ir jahili ketika masuk awal Islam. Artikel ini memakai penelitian kepustakaan dan teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa transisi terjadi setelah Islam datang, nilai-nilai Islam bergema di daratan Arab namun tidak meninggalkan kecintaan terhadap sya’ir. Di masa Islam sya’ir hanya berubah pada isi dan tujuan saja, pokok menggunakan sya’ir sebagai syiar dalam futuhat Islam. Dari berbagai jenis sya’ir pada masa Jahiliyah hanya jenis sya’ir ghazal yang hilang pada masa awal Islam, sedangkan praktek kritik antara kedua zaman tersebebut berkisar tentang efektivitas penggunaan kata serta memberi apresiasi dengan berbagai cara, seperi memuji. 
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022