Salah cara mengungkapkan suatu gagasan dalam bentuk gambaran imajinatif yang terkandung di dalam ayat-ayat Al Qur’an menurut pembahasan ilmu balaghah adalah menggunakan gaya bahasa kinayah. Al Qur’an banyak menggunakan gaya bahasa kinayah yang sering menimbulkan perbedaan penafsiran di kalangan mufassir karena maknanya yang samar sehingga menarik untuk diteliti karena dapat melahirkan sebuah interpretasi dan ilmu pengetahuan yang baru. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan objek penelitian Al Qur’an Juz 30 dan kitab shafwatut tafasir karya Muhammad Ali as-Shabuni. Sedangkan untuk menganalisa data, penulis menggunakan teknik analis isi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkategorikan ayat-ayat kinayah di dalam juz 30 ke dalam pembagian kinayah berdasarkan perspektif mukanna anhu dan mukanna bihnya (kata-kata yang dikinayahkan) dan dari perspektif wasait (medianya) serta tujuan penggunaan kinayah di dalam ayat-ayat kinayah tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ditinjau dari aspek terminologinya terdapat 6 ayat kinayah di dalam juz 30 dengan kategorisasi: dilihat dari perspektif mukanna anhu dan mukanna bihnya terdapat 5 ayat kinayah dan dari segi wasait terdapat satu ayat kinayah. Tujuan penggunaan kinayah di dalam juz 30 adalah sebagai berikut: Menghindari kosa-kata yang dianggap vulgar, mukhatab dianggap memiliki kecerdasan untuk memahami makna informasi yang disampaikan, untuk meringkas kalimat atau makna yang panjang, untuk menggambarkan keagungan dan kebesaran Allah, untuk memuliakan, dan sebagai pengingat terhadap hari akhir. Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat membantu umat muslim dalam memahami kategorisasi kinayah serta dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan islam khususnya di dalam bidang balaghah dan penafsiran Al-Qur’an.
Copyrights © 2022