Kaum marginal adalah mereka yang tersisihkan dalam kehidupan masyarakat oleh karena status sosial mereka yang rendah, dan dianggap sebagai sampah masyarakat. Kaum marginal terpinggirkan dalam segala bidang, termasuk dalam bidang keagamaan yang berhubungan dengan iman. Berdasarkan penelitian, kaum marginal cenderung mendapatkan stigma negatif karena latar belakang dan status sosial, bahkan dalam hal iman, masyarakat cenderung memiliki stigma negatif terhadap kaum ini, karena kaum marginal dianggap memiliki kualitas iman yang rendah dan cenderung tidak percaya kepada Tuhan. Hal ini menyebabkan tumbuhnya sikap fatalistik, rasa malu, dan rasa terasingkan, sehingga hal ini membuat hati mereka cenderung ragu akan kebijaksanaan dan kasih Allah. Oleh karenanya kajian terhadap tokoh Rahab dalam narasi Yosua 2:1-24 untuk membahas secara khusus mengenai iman seorang marginal dalam masyarakat zaman Kanaan kuno, yang lewat perbuatannya ia membuktikan imannya yang sejati kepada Allah. Studi tentang iman tokoh Rahab ini merupakan refleksi teologis terhadap iman kaum marginal di masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penafsiran eksposisi terhadap narasi, berdasarkan prinsip hermeneutik. Hasil penelitian ini adalah kualitas iman atau iman yang sejati dari seorang tidak bisa diukur berdasarkan status sosialnya, karena iman yang sejati lahir dari hati yang takut akan Tuhan, yang tercermin dalam perbuatan.
Copyrights © 2022