Dampak Covid-19 seolah membuka tabir ingatan pada peristiwa krisis moneter yang melanda Asia dan Indonesia pada tahun 1997. Kenyataan pahit yang dirasakan hampir tiga dekade silam itu ternyata menyisakan “kisah hebat” pelaku UMKM yang mampu bertahan meski badai krisis begitu dahsyat menghantam. Pelaku UMKM begitu tangguh bertahan (survive) dengan “caranya sendiri,” berjuang mengahadapi hantaman krisis monoter tersebut. Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) kembali menguji pengusaha UMKM untuk “mengeluarkan jurus jitu”/strategi supaya mereka tetap survive di tengah pandemi. Strategi survival pengusaha konveski di Desa Kediri Selatan terlihat dalam strategi mengembangkan usaha, strategi kompetisi dan strategi pemasaran. Pilihan-pilihan strategi tersebut menjadi penting untuk menjaga keberlangsungan usaha mereka. Kajian deskriptif yang dilakukan terhadap 17 pengusaha konveksi di Desa Kediri Selatan diperoleh fakta empiris tentang pilihan-pilihan strategi survival. Strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh pengusaha konveksi adalah intensive strategy (strategi intensif); sebuah model strategi dengan meningkatkan posisi persaingan melalui produk yang sudah ada. Kemudian dalam rangka menghadapi kompetisi, pengusaha memilih strategi kombinasi antara strategi diferensiasi dan strategi fokus. Sedangkan dalam rangka pemasaran, pengusaha konveksi telah berusaha menyelaraskan dengan kegiatan pemasaran lainnya seperti strategi bauran pemasaran (marketing mix strategy).
Copyrights © 2022