Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang memengaruhi psychological well-being, namun masih banyak remaja di Dusun Krasak yang tidak melanjutkan pendidikannya secara formal. Mereka memilih mengikuti kejar paket C. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran psychological well-being remaja di Dusun Krasak yang tidak melanjutkan pendidikan formal dengan menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Partisipan penelitian ini terdiri dari 2 orang remaja berusia 16 dan 18 tahun yang tidak melanjutkan pendidikan formal. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan partisipan tidak melanjutkan pendidikan formal karena dipengaruhi oleh faktor reaksi emosional. Hal tersebut membuat kedua partisipan memilih bekerja dan mengikuti kejar paket C. Terdapat rasa penyesalan dari kedua partisipan karena tidak melanjutkan pendidikan formal. Selain itu, kedua partisipan mengungkapkan hal positif dan negatif yang dirasakan saat bekerja maupun mengikuti kejar paket. Keduanya sempat memiliki hubungan yang tidak baik dengan orang lain, yaitu P1 dengan orang tua dan P2 dengan teman. Kemudian, dalam hal otonomi kedua partisipan cenderung mengikuti orang lain dalam menentukan keputusannya, seperti teman dan orang tua. Dalam hal penguasaan lingkungan, kedua partisipan mengungkapkan kesulitan selama bekerja. Pengembangan diri partisipan terlihat dari adanya potensi yang dikembangkan dari keduanya, tetapi P2 sempat terlibat dalam perilaku negatif dengan meminum minuman beralkohol.
Copyrights © 2022