Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu, 1) kondisi sosial budaya yang membentuk praktik pergundikan, 2) dampak praktik pergundikan terhadap kondisi sosial budaya dalam masyarakat, dan 3) usaha Nyai Ontosoroh dalam mendapatkan hak-haknya. Penelitian ini bertujuan agar dapat mendeskripsikan kondisi sosial budaya yang membentuk praktik pergundikan dalam roman bumi manusia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca catat. Teknik analisis data dengan cara mereduksi data hasil penelitian, kemudian menyajikan dan menarik simpulan hasil penelitian disesuaikan dengan Teori Pierre Bourdieu. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) ditemukan tiga kondisi sosial budaya yang membentuk praktik pergundikan pada roman bumi manusia, yaitu a) kondisi sosial budaya pribumi (Jawa Timur) yang di dasarkan pada gender, usia, dan kelas. b) kondisi sosial budaya bangsa Eropa yang lebih maju daripada kondisi sosial budaya Pribumi. c) kondisi sosial budaya kolonial yang menempatkan bangsa belanda pada strata atau kelas tertinggi. 2) dampak praktik pergundikan terhadap kondisi sosial budaya masyarakat yang diceritakan dalam roman bumi manusia, yaitu lahirnya strata sosial baru beserta ketentuannya, perilaku pengucilan, terbentuknya kosakata baru, penyebaran kebudayaan baru, dan memperluas akulturasi. 3) upaya pemertahanan praktik pergundikan melalui kekuasaan ekonomi, sosial, budaya, dan simbolik. 4) usaha yang dilakukan oleh Nyai Ontosoroh dalam mendapatkan hak-haknya adalah dengan perlawanan terhadap golongan totok, ia lakukan melalui jalur hukum, media masa, dan gerilya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2021