Bali adalah medan magnet pariwisata dunia dengan berjuta potensi alam dan budaya masyarakat setempat, tak terkecuali keindahan pesisir dan hutan bakaunya. Potensi inilah yang dimanfaatkan Kelompok Nelayan Wanasari di Desa Adat Tuban, Badung yang mendirikan kawasan kuliner “Kampoeng Kepiting” (KK) dengan konsep ekowisata yang mengandalkan keindahan alam pesisir dan hutan mangrove dengan tetap mempertahankan unsur konservasi. Semenjak didirikan tahun 2013 hingga awal tahun 2020, jumlah kunjungan wisatawan ke KK cenderung meningkat. Namun, semenjak adanya pandemi covid 19 Maret 2020, pariwisata Bali terpuruk dengan tidak adanya wisatawan lokal dan asing mendatangi obyek-obyek wisata di Bali termasuk ke kawasan KK. Hasil penelusuran di lapangan didapatkan beberapa permasalahan yaitu : hampir seluruh bangunan, jalan setapak, dan keramba kepiting rusak tanpa terawat, wisata masih sebatas kuliner, masih banyak yang dapat dikembangkan dari sisi paket-paket wisata lainnya dengan pemanfaatan potensi alam, belum tertatanya sirkulasi KK dengan areal keramba kepiting, tempat memancing, dermaga nelayan, dan area melasti. Berdasarkan permasalahan ini, solusi yang ditawarkan Tim PKM antara lain : masterplan penataan KK dengan pendekatan arsitektur ekologis, penataan parkir kendaraan, sirkulasi nelayan, sirkulasi ke pura dan areal melasti, dan sirkulasi ke permukiman penduduk, desain spot-spot menarik dengan dengan material ramah lingkungan dan ekonomis dengan memanfaatkan view keluar dan kedalam site. Keseluruhan dokumen ini dapat dijadikan landasan mitra dalam pengajuan bantuan pembangunan dalam bentuk CSR kepada Pemerintah Kabupaten Badung, Provinsi, dan Nasional.
Copyrights © 2021