Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SKEMATIK DESAIN ARSITEKTUR FASILITAS PENUNJANG AGROWISATA BUDIDAYA LEBAH MADU (STUDI KASUS: DESA MADENAN, KABUPATEN BULELENG) Made Wahyu Anggareza Sumarna; Ni Wayan Meidayanti Mustika; I Wayan Wirya Sastrawan
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 8 No. 1 (2020): Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa [June 2020]
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4145.089 KB) | DOI: 10.22225/undagi.8.1.1909.10-20

Abstract

Agro-tourism exists as a tourist attraction with the use of natural resources including farms and animal husbandry, empowerment of rural communities with work as farmers have a place to increase production from agricultural and livestock products that can boost their social economy. Madenan Village, Buleleng Regency is a potential area in the agropolitan sector. Of the many agro-tourism in Bali, Honey Bees Cultivation in Madenan Village is very likely, in addition to being quite unique, the impact on the socioeconomic and the environment will be felt, especially the government supports this in the form of superior Honey Bee Bees, but its management has not been precise so that it impacts to the decline in production. Efforts to facilitate farmers in the cultivation of Honey Bees, Agro Tourism is an answer to solve architectural problems regarding production and management. The concept of edu - tourism will be an attraction in this agro-tourism with the form of buildings that adapt to the climate that will be applied. Tropical Architecture with adjustment of humid climate conditions with mountain topography will be an architectural solution in the Madenan Village area. Keywords: agro-tourism, beekeeping, edu-tourism, tropical
Penyusunan Paket – Paket Wisata Melalui Pendekatan Eko Arsitektur di Desa Wisata Nyambu, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali I Gede Surya Darmawan; I Wayan Wirya Sastrawan; I Wayan Widanan
Jurnal Sutramas Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Sutramas
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2187.218 KB)

Abstract

Desa Nyambu merupakan salah satu dari 38 Desa Wisata yang ada di Kabupaten Tabanan yang diresmikan tahun 2016 dan diharapkan menjadi salah satu desa wisata unggulan di Tabanan. Desa Wisata Nyambu (DWN) memiliki potensi wisata berbasis alam yakni : persawahan, memiliki 22 mata air/pancoran dan 67 Pura yang saling terkait dengan perjalanan suci Dang Hyang Nirartha. DWN juga memiliki potensi budaya asli masyarakat pedesaan yaitu pembuatan sarana upacara keagamaan, kuliner, jajanan khas Tabanan serta terdapatnya seniman-seniman tari, tabuh dan lukis. Namun pertumbuhan tingkat kunjungan wisatawan ke DWN agak meningkat namun tidak terlalu signifikan yaitu 450 – 610 orang/ tahun atau 40 orang wisatawan setiap bulannya. Pemanfaatan potensi alam dan budaya DWN masih belum maksimal sehingga kurang dikenal luasnya DWN yang lebih memilih mengunjungi obyek wisata yang lebih terkenal disana yaitu Tanah Lot. Berdasarkan penelusuran di lapangan, terdapat permasalahan utama yang akan dicarikan solusi oleh tim PKM yaitu belum tersusunnya dengan baik dan terintegrasi potensi-potensi alam dan budaya dari DWN. Dari Tim PKM menawarkan solusi pembuatan paket-paket wisata yang saling bersinergi dengan pendekatan eko arsitektur yang menitik beratkan pada desain yang ramah lingkungan dan menghargai alam dan budaya setempat dengan tetap bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di DWN. Paket wisata tersebut terdiri dari : susur sawah, susur budaya, susur sepeda, susur sungai serta pemanfaatan rumah tinggal masyarakat untuk dijadikan homestay.
Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Masterplan Penataan Kawasan Kuliner Kampoeng Kepiting di Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali I Wayan Wirya Sastrawan; I Gede Surya Darmawan; Dewa Ayu Nyoman Sriastuti
Jurnal Sutramas Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Sutramas
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1696.673 KB)

Abstract

Bali adalah medan magnet pariwisata dunia dengan berjuta potensi alam dan budaya masyarakat setempat, tak terkecuali keindahan pesisir dan hutan bakaunya. Potensi inilah yang dimanfaatkan Kelompok Nelayan Wanasari di Desa Adat Tuban, Badung yang mendirikan kawasan kuliner “Kampoeng Kepiting” (KK) dengan konsep ekowisata yang mengandalkan keindahan alam pesisir dan hutan mangrove dengan tetap mempertahankan unsur konservasi. Semenjak didirikan tahun 2013 hingga awal tahun 2020, jumlah kunjungan wisatawan ke KK cenderung meningkat. Namun, semenjak adanya pandemi covid 19 Maret 2020, pariwisata Bali terpuruk dengan tidak adanya wisatawan lokal dan asing mendatangi obyek-obyek wisata di Bali termasuk ke kawasan KK. Hasil penelusuran di lapangan didapatkan beberapa permasalahan yaitu : hampir seluruh bangunan, jalan setapak, dan keramba kepiting rusak tanpa terawat, wisata masih sebatas kuliner, masih banyak yang dapat dikembangkan dari sisi paket-paket wisata lainnya dengan pemanfaatan potensi alam, belum tertatanya sirkulasi KK dengan areal keramba kepiting, tempat memancing, dermaga nelayan, dan area melasti. Berdasarkan permasalahan ini, solusi yang ditawarkan Tim PKM antara lain : masterplan penataan KK dengan pendekatan arsitektur ekologis, penataan parkir kendaraan, sirkulasi nelayan, sirkulasi ke pura dan areal melasti, dan sirkulasi ke permukiman penduduk, desain spot-spot menarik dengan dengan material ramah lingkungan dan ekonomis dengan memanfaatkan view keluar dan kedalam site. Keseluruhan dokumen ini dapat dijadikan landasan mitra dalam pengajuan bantuan pembangunan dalam bentuk CSR kepada Pemerintah Kabupaten Badung, Provinsi, dan Nasional.
Perencanaan Masterplan Pura Petasikan Desa Adat Sesetan I Wayan Wirya Sastrawan; I Gede Surya Darmawan; I Wayan Widanan
Community Service Journal (CSJ) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.392 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan masterplan Pura Petasikan desa adat Sesetan. Penelitian ini dilakukan dengan obsevasi lapangan untuk memperoleh data lengkap dilapangan. Data yang dikumpulakan berupa foto-foto eksisting, dimensi site dan bangunan eksisting Pura Petasikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Perencanaan Master Plan Pura Petasikan yang direncanakan akan menyesuaikan dengan kondisi fisik eksisting untuk dikembangkan, kemudian berubah menjadi Perencanaan MasterPlan Pura Petasikan yang murni dari awal sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari Pengempon Pura. 2) Perencanaan Pura Petasikan ini menerapkan tata nilai sesuai peruntuknnya yaitu pura sendiri yang dimulai dari tata nilai kerungan hingga ke bangunannya. Maka dari itu perencanaan Master Plan Pura Petasikan tidak terlepas dari pakem-pakem Arsitektur Tradisional Bali yaitu Asta Kosala Kosali, mulai dari penerapan konsep Hulu Teben, Tri Mandala, Tri Angga, dan lainnya. 3) Perencanaan fisik estetika dan ornament bangunan pura menggunakan gaya pepalihan bebadungan dengan pemanfaatan material batu selem karangasem yang dikombinasi dengan struktur bangun kayu.
Perencanaan Renovasi Bale Kulkul dan Atap Bale Banjar Kaja Desa Pakraman Panjer, Denpasar I Gede Surya Darmawan; I Wayan Wirya Sastrawan; Ni Komang Ayu Agustini
Community Service Journal (CSJ) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.75 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan renovasi bale kulkul dan atap bale banjar kaja desa Pakraman, Panjer yang diterjang oleh hujan angin yang cukup kencang sekitar bulan Maret lalu. Wawancara dan observasi mendalam merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Kegiatan survey melalui wawancara mendalam dengan Kelihan Banjar Kaja Panjer dilakukan untuk mendapatkan informasi sedalam-dalamnya mengenai harapan dan keinginan dari krama Banjar yang diwakilkan melalui Kelihan Banjar dan pengamatan dilakukan dengan mengambil beberapa foto serta pengukuran kondisi eksisting Wantilan Bale Banjar dan Bale Kulkul untuk nantinya dibuatkan gambar dengan software AUTO CAD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada renovasi Atap Wantilan Bale Kulkul dipilih alternatif 2 yaitu menggunakan struktur Baja WF berdasarkan 5 jenis analisa yaitu analisa tampilan/estetika bangunan, kekuatan struktur, kecepatan pengerjaan, RAB, dan analisa lainnya. Alternatif ini dipilih berdasarkan 2 kali FGD serta 1 kali rapat besar yang mengundang seluruh warga Banjar Kaja Panjer untuk menentukan pilihan alternatif material struktur. Proses desain hingga meraih keputusan final desain terbilang cepat hanya sekitar 2 bulan, sehingga Tim PKM juga sempat membantu untuk meninjau aplikasi pengerjaan struktur di lapangan di lapangan beberapa kali, sedangkan kasus kedua yaitu renovasi Bale Kulkul, alternatif yang dipilih adalah alternatif 2 yaitu menempatkan Bale Kulkul di bagian atas dan memakai ruang di bawah Bale Kulkul sebagai ruang dengan fungsi komersil. Pemilihan ini juga sudah didasarkan pada analisa tampilan, fungsi, serta RAB. Kesimpulannya, perencanaan renovasi bale Kulkul dan atap bale banjar Kaja, telah dilakukan dengan menggunakan dua alternatif.
Penerapan Konsep Comfort Of Human Circulation dan Arsitektur Neo Vernakular Pada Redesain Pasar Tradisional Desa Sayan I Wayan Wirya Sastrawan; I Gede Surya Darmawan; I Gusti Agung Gede Wisnu Kusuma Dwipayana
Jurnal Anala Vol 12 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.12.2.1579.37-49

Abstract

Traditional markets are places where buying and selling transactions take place between traders and buyers by implementing a bargaining system that is characteristic of traditional markets. Many people depend on the existence of traditional markets. Especially for lower middle class people. Sayan Village Traditional Market, Ubud District, Gianyar Regency is a location for trading daily necessities such as fruit, vegetables, meat, prayer tools, and others. The problems faced by this market are unhygienic market conditions and the appearance of slums, buildings and spatial layout. Sayan Market experiences an inadequate and disorganized condition, with a number of areas not being utilized optimally, such as chaotic parking and kiosk facilities and main market stalls that are neglected and not well maintained. This can cause people to feel uncomfortable, and people prefer modern markets that prioritize cleanliness. The research method used by the author to prepare this research is a qualitative method in the form of literature study, observation, documentation and interviews. Based on the existing problems, it is necessary to redesign the Traditional Market in Sayan Village, Ubud District, Gianyar Regency so that it can accommodate functions well packaged in a new, clean, comfortable market appearance and pay attention to more optimal circulation