Selama masa pendemi utamanya 2020-2021 kasus pengaduan anak terus meningkat khususnya di bidang Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) baik yang berperan sebagai pelaku, korban ataupun saksi. Di Bali, kasus ini terbilan tinggi mencapai 746 kasus sepanjang tahun 2017-2020 dengan kasus tertinggi anak pelaku pencurian dan kasus tertinggi untuk korban yaitu pelecehan seksual. Untuk itu diperlukan fasilitas sebagai wadah pembinaan terhadap anak yang terlibat kasus hukum sekaligus juga mewadahi kegiatan konseling, sosialisasi dan treatment untuk penyembuhan luka psikis bagi anak yang diakibatkan oleh proses hukum yang panjang agar ABH dapat mendapatkan kepercayaan dirinya dan siap kembali menjalankan fungsi sosialnya secara normal di masyarakat. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan mendapatkan data faktual dan akurat. Kajian ini bertujuan mendesain Pusat Pembinaan dan Rehabilitasi Sosial Khusus ABH dengan penerapan konsep Privavy In Healing Environment yang berlokasi di pinggiran kota Denpasar dengan nuansa pedesaan dan alam yang jauh dari kepadatan perkotaan dengan mengutamakan privasi serta aspek pendekatan alam, panca indera dan psikologis ABH. Hasil penerapan konsep ini berupa fasilitas pusat pembinaan dan rehabilitasi sosial yang terkoneksi dengan alam di sekitarnya, di mana hal ini seturut dengan kondisi ABH yang memerlukan interaksi dengan alam untuk mengurangi stress, meningkatkan fungsi kognitif dan kreativitas.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022