Pengembangan literasi global tidak hanya cukup dengan kemampuan seseorangdalam membaca, menulis dan berhitung. Akan tetapi lebih dari itu, literasi globalmerupakan proses seumur hidup manusia yang berakar pada komitmen untukmenjalani kehidupan dengan cara menjadikan keragaman budaya sebagai prinsiputama. Tulisan ini hendak memotret sisi lain dari kompetensi konselor lintasbudaya. Penulis meyakini bahwa keragaman budaya tidak hanya bisa dipelajarimelalui buku-buku, penulisan-penulisan ilmiah ataupun seminar, akan tetapipengalaman hidup konselor dan komitmennya terhadap keragaman kehidupanmenjadi salah satu titik sentral. Tulisan ini merupakan studi literatur yangmenggunakan analisis deskriptif sebagai metode analisis data. Hasil dari kajian iniadalah konselor perlu merefleksikan ulang pandangannya bahwa konselorprofesional adalah cara hidup. Kehidupan seseorang harus dijalani dengan carayang mencerminkan komitmen untuk terus memperluas zona kenyamanan budayaseseorang untuk memasukkan pengetahuan dan interaksi aktif dengan orang-orangdari berbagai latar belakang budaya. Ini berarti seseorang secara konstanmenyadari bagaimana peristiwa, baik di masa lalu maupun saat ini berdampakpada kesejahteraan seseorang. Oleh sebab itu, literasi global tidak dapat dipelajaridi ruang kelas, melainkan hal itu adalah upaya seseorang untuk menjadipembelajar seumur hidup dari keragaman budaya dan warga dunia.
Copyrights © 2020