Background: The antibacterial potential of Binahong leaf extract has been known but has not been studied further, especially against disease-causing bacteria in the Ear, Nose and Throat (ENT) field. The antibacterial activity is made possible by the presence of flavonoid compounds, saponins and alkaloids. This study aims to test the acute toxicity in determining the LD50 value and the subchronic toxicity test in the phytopathological examination of liver and kidney function in female Balb/C mice. Methods: Experimental research was conducted on acute and subchronic toxicity of binahong leaf extract in mice. An acute toxicity test was carried out by giving a single dose of Binahong leaf extract, starting at a dose of 5 mg/kgBW and increasing until 2 mice died or 1 mouse showed symptoms of toxicity. After 28 days of offering Binahong leaf extract, blood serum was taken to check kidney and liver function, while the kidneys and then histopathological examinations were carried out. Data were analyzed with SPSS version 20 for Windows. Results: There was a significant difference in SGPT levels in the group that received binahong extract treatment at a dose of 250 mg/kgBW (24.08±3.08/L), 500 mg/kgBW (26.84±1.47/L), and 1000 mg/kgBW (30.38±0.68/L) compared to the control group (18.18±0.46/L) (p<0.05). Significant differences were also found in BUN and SC levels measurement compared to the control group (p<0.05). However, significant differences in SGOT levels were only found in the binahong extract group at a dose of 500 mg/kgBW (44.88±2.88/L) and 1000 mg/kgBW (58.18±2.56/L) compared to the control (37 ,48±0.44 /L) (p<0.05). Conclusion: There were significant differences in the levels of SGPT, SGOT, BUN, and SC after the administration of various doses of binahong leaf extract in female Balb/C mice. Latar Belakang: Potensi antibakteri ekstrak daun Binahong telah diketahui namun belum diteliti lebih jauh terutama terhadap bakteri penyebab penyakit di bidang Telinga Hidung dan Tenggorok (THT). Aktivitas antibakteri tersebut dimungkinkan oleh adanya kandungan senyawa flavonoid, saponin dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk menguji toksisitas akut dalam menentukan nilai LD50 dan uji toksisitas subkronik berupa pemeriksaan fungsi hepar dan ginjal secara biokimia dan histopatologi pada mencit Balb/C betina. Metode: Penelitian eksperimental dilakukan terhadap toksisitas akut dan subkronik ekstrak daun Binahong pada mencit. Uji toksisitas akut dilakukan dengan memberikan ekstrak daun Binahong dosis tunggal mulai dari dosis 5 mg/kgBB dan ditingkatkan sampai didapatkan ≥ 2 ekor mencit yang mati atau ≥ 1 ekor mencit menunjukkan gejala toksisitas. Setelah 28 hari pemberian ekstrak daun Binahong, dilakukan pengambilan serum darah untuk diperiksa fungsi ginjal dan hepar, sedangkan organ ginjal dan hepar selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan histopatologi. Data dianalisis dengan SPSS versi 20 untuk Windows. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna kadar SGPT pada kelompok yang mendapatkan perlakuan ekstrak binahong dengan dosis 250 mg/kgBB (24,08±3,08 µ/L), 500 mg/kgBB (26,84±1,47 µ/L), dan 1000 mg/kgBB (30,38±0,68 µ/L) dibandingkan dengan kelompok kontrol (18,18±0,46 µ/L) (p<0,05). Perbedaan yang bermakna juga ditemukan pada pengukuran kadar BUN dan SC dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Akan tetapi perbedaan bermakna kadar SGOT hanya ditemukan pada kelompok ekstrak binahong dengan dosis 500 mg/kgBB (44,88±2,88 µ/L) dan 1000 mg/kgBB (58,18 ± 2,56 µ/L) dibandingkan dengan kontrol (37,48±0,44 µ/L) (p<0,05). Simpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar SGPT, SGOT, BUN, dan SC pasca pemberian berbagai dosis ekstrak daun binahong pada mencit Balb/C betina.
Copyrights © 2022