Kemiskinan yang dialami oleh sebahagian besar masyarakat Indonesia bukanlah satu tradisi yang diwariskan oleh leluhur. Upaya mempertahankan hidup menjadi tantangan bagi setiap orang dalam membuat keputusan agar tetap dapat menjalaninya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan masing-masing individu itu sendiri. Saling membantu satu sama lain menjadi solusi jitu yang sangat diharapkan, Layaknya Baitul Mal Aceh Tamiang, di mana tujuan pendirianya sebagai media dalam menjembatani antara niat Muzzaki (sebagai pemberi zakat) dengan mustahiq (sebagai penerima zakat atau beneficiaris). Hal tersebut mendorong para tim pengabdian untuk berkontribusi dalam menata kembali kesenjangan dimaksud mealui Pemberdayaan Manajemen Usaha Beneficiaris berbasis Sociopreneurship di Baitul Mal Aceh Tamiang dengan melibatkan 15 orang penerima manfaat (mitra). Metode pengabdian yang dilakukan melalui metode PAR bagi penerima manfaat yang memiliki usaha dari sumber modal yang berasal dari dana zis produktif. Maksud dari pengabdian ini juga melatih perilaku dalam berbisnis melalui manajemen usaha menjadi lebih baik lagi agar mampu merubah pola usahanya dengan tertib, akuntabel dengan memiliki bisnis plan yang terarah sesuai dengan jadwal disepakati dengan pihak mitra. Beberapa solusi ditawarkan yaitu: (1) Memberikan pelatihan pembuatan bisnis plan, (2) Membentuk personal karakter menjadi pelaku usaha tangguh dan berkomitmen, (3) Melatih penyusunan laporan keuangan usaha dan (4) Mengkoneksikan mitra dengan pelaku sosiopreneuship di Aceh Tamiang.
Copyrights © 2022