Sebagian besar penduduk Indonesia berada di wilayah resikobencana. Erupsi Gunung Merapi merupakan salah satu resikobencana alam yang dampak besar di Kabupaten Magelang. DalamUpaya penanggulangan bencana tersebut diterapkan dengan metodedesa bersaudara atau Sister village. Desa Deyangan merupakan desaaman / desa penyangga dari desa yang berada di KRB III GunungMerapi yaitu desa Krinjing. Dalam pelaksanaan masa tanggapdarurat tahun 2020 yang ditetapkan dari desa Deyangan telahmelakukan penyiapan manajemen dan tempat untuk menampungpenyintas gunung Merapi. namun dimasa pandemic covid-19tidaklah mudah dalam melakukan manajemen dalam pengungsian.Tujuan penelitian ini untuk melakukan evaluasi penangananpenyintas di Tempat Evakuasi Akhir ( TEA) Desa Deyangan. Metodepenelitian ini menggunakan desain mixed Method denganpendekatan Survey dan Focus Grup Discation ( FGD). Pada tahapsurvey melakukan evaluasi dokumen perencanan dengan dokumenpelaksanan. Selanjutkan dilakukan FGD yang melibatkan pengurusposko, pengungsi dan pemerintah Desa Penyangga. Dalam FGDdilakukan evaluasi dan pembahasan tergadap masing masing sektorpenanganan. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2020sampai januari 2021. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa TEADeyangan telah melakukan manajemen TEA dengan baik sesuaidengan rencana kontijensi dari manajemen pengungsian, pendataanpenyintas, logistic, dapur umum, sarana kesehatan, sarana informasi dan Pendidikan, Keagamaan dan Psikologi. Dalam perencanaan kontijensi penanganan covid belum dilalukan namun dalampelaksanaannya sudah melakukan sesuai dengan panduanpenanganan Covid-19. Dalam evaluasi yang dilakukan dengan FGDmenunjukan bahwa masing masing sektor sudah melakukan aplikasisesuai dengan Rencana Kontijensi dalam penanganan TEA. Kesimpulan TEA Deyangan telah melakukan penerapan programsister vallage sesuai dengan rencana Kontijensi yang di rencanakan.
Copyrights © 2021