ABSTRAK Latar Belakang : Penyakit TB Paru menyebabkan kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Data WHO tahun 2019 diperkirakan kasus TB Paru sebanyak 10 juta dengan angka kematian TB Paru sebesar 1,4 juta. Di Indonesia proporsi diagnosis TB Paru sebesar 68,9%, dimana di Provinsi Bengkulu sebesar 56,5%. Provinsi Bengkulu tahun 2018 memiliki angka kesembuhan tuberkulosis paru sebesar 79,3% lebih rendah disbanding target nasional (>85%). Angka kesembuhan TB Paru di Kabupaten Lebong di bawah target nasional sebesar 55,7%. Tujuan penelitian ini adalah perokok pasif dan status gizi merupakan faktor penghambat penyembuhan penyakit TB Paru.Metode : Penelitian ini menggunakan desain case control study secara retrospektif. Sampel terdiri dari sampel kasus dan sampel kontrol. Metode pengambilan sampel menggunakan metode non probability sampling dengan cara consecutive sampling.Hasil : Analisi univariat untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi terhadap variabel-variabel yang ditelitih. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square (X2) untuk mengetahui besar risiko (Odds Ratio) paparan terhadap kasus pada nilai Confidence Interval (CI) sebesar 95% (α=0,05). Perokok pasif merupakan faktor penghambat penyembuhan penyakit TB Paru (OR=4,3: 95%CI=1,9-9,9). Status gizi merupakan faktor penghambat penyembuhan penyakit TB Paru (OR=4,7: 95%CI=2,0-110).Simpulan : Perokok pasif dan gizi kurang merupakan faktor penghambat penyembuhan penyakit TB Paru.Kata kunci : Perokok Pasif, Gizi Kurang, TB Paru
Copyrights © 2022