Multicultural education is a progressive approach to transform multicultural education into an urgent need to be carried out in universities, especially in Maluku, as an area that has plural characteristics, and has even experienced social conflicts. Multicultural education as an instrument of social engineering encourages universities to play a role in instilling awareness in a multicultural society and developing an attitude of tolerance and tolerance torealize the needs and ability to cooperate with all existing differences. This research uses qualitative methods with a descriptive approach. Through local wisdom owned by the Maluku people, pela gandong culture can be used as a role model for higher education that is multicultural. The implementation of multicultural education in universities, especially Universitas Pattimura, must be able to develop inclusive multiculturalism based on local cultural wisdom in Maluku. AbstrakPendidikan multikultural merupakan suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi pendidikan multikultural menjadi urgen untuk dilakukan di Perguruan Tinggi, khususnya di Maluku, sebagai daerah yang memiliki karakteristik kemajemukan, bahkan pernah mengalami konflik sosial. Untuk mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi sebuah rekayasa sosial dapat dilakukan di perguruan tinggi melalui pendidikan multikultur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Melalui kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Maluku yaitu budaya pela gandong dapat dijadikan role model bagi Pendidikan tinggi yang bersifat multikultural. Implementasi Pendidikan multikultural di Perguruan Tinggi, khususnya Universitas Pattimura harus dapat mengembangkan multikulturalisme yang bersifat inklusif yang didasari pada kearifan budaya lokal di Maluku.
Copyrights © 2022