Tanah liat adalah bahan dasar membuat bata merah yang sumber daya alamnya melimpah di maluku, sedangkan serat sabut kelapa adalah merupakan potensi limbah alam yang sampai sekarang belum dikaji secara ilmiah dan dimanfaatkan untuk suatu tipe material. Sedangkan pati sagu dalam penelitian ini digunakan sebagai perekat yang nantinya dipakai pada saat pembuatan bata merah. Penelitian ini menggunakan metode Hand Lay Up, dalam pembuatan komposit serat tunggal dengan variasi fraksi volume tanah liat : serat sabut kelapa : matrik pati sagu yaitu, 50%:10%:40%, 50%:20%:30%, 50%:30%:20%, dan 50%:40%:10%. Komposisi komposit dibuat sesuai variasi fraksi volume yang sudah ditentukan, dan dicetakan dengan cara manual. Setelah itu specimen di keringkan pada suhu 130⁰C, selama 1 jam, kemudian dilakukan uji impak. Hasil penelitian adalah terjadi kenaikan kekuatan impak seiring penambahan fraksi volume, dimana energi impak tertinggi untuk fraksi volume 50% : 40%:10%, sebesar 2.38 J, dan energi impak terendah pada fraksi volume 50% : 10%:40%, sebesar 1.67 J. dan harga impak tertinggi untuk fraksi volume 50% : 40%:10%, sebesar 0.030 J/mm2, dan energi impak terendah pada fraksi volume 50% :10%:40%, sebesar 0.021 J/mm2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan impak komposit serat sabut kelapa dan tanah liat yang diperkuat pati sagu mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya fraksi volume serat.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022