Masa balita merupakan masa keemasan (Golden Age) dimana setiap anak akan mengalami banyak perubahan baik dari segi fisik, motorik, sosial dan emosional yang dapat berlangsung dengan cepat. Pada masa balita ini, berbagai faktor dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan, dimana salah satunya adalah Stunting. Stunting pada balita baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sanitasi lingkungan, pendapatan keluarga dan asupan makanan terhadap kejadian stunting di wilayah kerja puskesmas Siborong-borong, kabupaten,tapanuli utara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian kasus kontrol (Case Control). Variabel yang diteliti meliputi variabel pendapatan, pengetahuan, sanitasi lingkungan dan asupan makanan. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 1892 orang dengan jumlah balita yang terkena stunting sebesar 104 balita. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknil total sampling dengan total sampel 104 balita. Hasil penelitian didapatkan variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah Pengetahuan ibu P- Value = 0.005 (95% Cl 1.322 – 4.086), asupan makanan P- Value = 0.000 (95% Cl 2.022-6.359), Sanitasi dan lingkungan P- Value = 0.000 (95% Cl 1.113 – 7.924). sedangkan Variabel yang tidak berhubungan adalah pendapatan P- Value = 0.778 (95% Cl 0.510-1.543). Hasil analisis multivariate diketahui bahwa asupan makanan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting pada balita dengan nilai OR sebesar 3.586 kali. Asupan makanan yang baik sangat menentukan tumbuh kembang anak. Dimana anak yang memiliki asupan yang baik akan terhindar dari kejadian stunting. Kata Kunci : Kejadian Stunting, Pengetahuan, Pendapatan, Sanitasi lingkungan, Asupan MakananThe objective of this research is to determine the correlation of knowledge, environmental sanitation, family income, and food intake with the incidence of stunting in the working area of the Puskesmas (Community Health Center) Siborong-Borong, North Tapanuli Regency. This is quantitative research with Case-Control design.   The  variables studied  included  income,  knowledge, environmental sanitation, and food intake.  The population in the research is 1,892 people and the number of toddlers affected by stunting is 104 toddlers. The research uses the total sampling technique with 104 samples taken. The results show that there is a correlation between maternal knowledge (a  =0.005) with an OR value of 2,324 times, food (a = 0.040) with an OR value of 3,586 times, and environmental sanitation (a = 0.040) with an OR value of 2,970 times. The income variable is not a variable correlated to the incidence ofstunting (a= 0.078) with an OR value of0.887 times. Based on the results of multivariate analysis, food intake is the most influential factor in the incidence of stunting in toddlers with an OR value of 3,586 times. It is expected that mothers can increase their knowledge by participating in various training on providing food for  toddlers (PMBA) which are carried out both from the Puskesmas  (Community Health Center) and Posyandu (Integrated Service Center).Keywords:  incidence   of  stunting,   knowledge,   income,   environmental sanitation, food   intake
Copyrights © 2022