ABSTRAKDesa Andongsari telah dijadikan desa KKN tematik pengembangan Desa Wisata dan Wirausaha Sejahtera. Mayoritras profesi masyarakat sebagai petani baik itu petani maupun sebagai buruh tani. Permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi petani dalam budidaya cabe besar yaitu adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Efek penggunaan pestisida frekuensi tinggi menimbulkan efek samping yaitu hama yang resisten. Diperlukan teknik pengendalian yang ramah lingkungan dan ramah terhadap biaya produksi, salah satunya adalah agens hayati yang bersifat memarasit serangga hama. Mitra kegiatan pengabdian ini sendiri yaitu Desa Andongsari dan kelompok tani yang ditunjuk sebagai panitia pelaksana oleh desa adalah kelompok tani Margo Makmur I dan didampingi oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Larasati. Metode pelaksanaan menganut prinsip Plan Do Check Action (PDCA) meliputi kegiatan observasi, perencanaan program, pelatihan berupa praktek langsung. Penggunaan agens hayati tersebut menggunakan media padat karena berdasarkan observasi kondisi lingkungan dan teknik yang mudah digunakan lebih mengarah ke penggunaan media padat. Pelatihan produksi tersebut dibagi beberapa tahapan kecil untuk mempermudah dalam pengawasan dan evaluasi di tiap tahapan. Hasil dari kegiatan ini adalah ada peningkatan pemahaman petani terkait bahaya penggunaan pestisida dan peningkatan minat masyarakat petani terkait penggunaan agens hayati, selain itu juga ada peningkatan softskill berupa pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam memproduksi agens hayati. Kata kunci: agens hayati; cendawan; desa andongsari; desa wisata; entomopatogen. ABSTRACTThe problems that are often faced by farmers in the cultivation of large chilies are attacks by plant pest. The effect of using high-frequency pesticides causes side effects (resistant pests). Control techniques that are environmentally friendly and friendly to production costs are needed, one of which is biological agents that are parasitic insect pests. The partner for this service activity itself is Andongsari Village and the farmer group appointed as the implementing committee by the village is the Margo Makmur I farmer group and accompanied by the Larasati Women Farmers Group. The implementation method adheres to the Plan Do Check Action (PDCA) principle including observation activities, program planning, training in the form of hands-on practice. The production training is divided into several small stages to facilitate monitoring and evaluation at each stage. The result of this activity is that there is an increase in farmers' understanding regarding the dangers of using pesticides and an increase in the interest of the farming community regarding the use of biological agents, besides that there is also an increase in soft skills in the form of community knowledge and skills in producing biological agents. Keywords: andongsari village; biological agents; entomopathogens; fungi; tourist village.
Copyrights © 2022