Kecamatan Cimaung secara topografi adalah berupa perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lereng di atas 30%. Kemiringan lereng di atas 30% seharusnya hanya digunakan untuk pengembalaan sedang, dijadikan cagar alam atau ditanami tanaman keras. Namun demikian kenyataan di lapangan kondisi yang terjadi di Kecamatan Cimaung banyak dijadikan lahan pertanian sawah maupun hortikultura secara intensif yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan. Berdasarkan pengamatan, tanaman sayuran yang mendominasi Kecamatan Cimaung adalah tanaman sawi. Mayoritas petani sawi sangat intensif dalam penggunaan pupuk kimia. Meningkatkan produksi pertanian secara intensif dengan pemakaian pupuk kimia, pestisida dan senyawa-senyawa kimia lainnya secara besar-besaran oleh petani sering menimbulkan kerusakan tanah dan lingkungan. Untuk mengurangi resiko yang sudah ditimbulkan dengan pemakaian bahan-bahan kimia tersebut, perlu diimbangi dengan pemakaian bahan organik seperti sisa tanaman pasca panen dan limbah ternak. Pemanfaatan limbah ternak yang memiliki fungsi sebagai kompos yang langsung dapat diaplikasikan tanpa mengolah tanah perlu untuk disosialisasikan pada masyarakat petani yang selama ini banyak menggunakan pupuk kimia. Untuk mengubah kebiasan petani memang tidak akan mudah, akan tetapi tetap harus diusahakan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan limbah ternak untuk pertanian tanpa olah tanah dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah ceramah untuk pemberian materi dan praktek langsung dilapangan. Luaran dari kegiatan pelatihan ini adalah (1) laporan pengabdian kepada masyarakat, (2) artikel pada jurnal nasional dan (3) HKI.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022