Siomay adalah makanan populer dan favorit di masyarakat dengan harga yang terjangkau. Banyaknya penjual siomay menyebabkan persaingan antar pedagang siomay yang berimbas pada omset penjualan, disisi lain banyaknya produk sejenis menyebabkan konsumen sulit membedakan kualitas masing-masing siomay yangdiproduksi. Hasil observasi yang dilakukan di Desa Karangcegak menemukan bahwa usaha siomay milik Bu komalasari bersifat home industry dengan kapasitas produksi rata-rata 300 buah siomay per hari. Produk siomay yang dihasilkan adalah siomay ikan. Produk tersebut tidak memiliki merek dagang meskipun masyarakat sekitarmengenal Bu komalasari sebagai pedagang siomay. Omset penjualan bersih siomay berkisar Rp.45.000,00 per hari, omset penjualan tersebut tidak selalu tetap karena penjualan hanya di sekitar wilayah Karangcegak saja. Untuk membantu mitra dalam meningkatkan omset pejualan, maka dilakukan branding produk. Kegiatan inimerupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada bulan Maret – September 2019. Tahapan pelaksanaan meliputi: persiapan untuk branding, pelaksanaan branding, serta evaluasi. Evaluasi kegiatan yang dilakukan selama dua bulan setelah branding mendapatkan hasil bahwa rata-rata omset penjualan siomaymeningkat biaya operasional produksi menjadi Rp. 211.140,- per hari. Kuantitas volume produk juga meningkat menjadi 1200 butir siomay, ditambah 250 pangsit dan 250 tahu isi. Dapat disimpulkan bahwa strategi branding yang diterapkan dapat meningkatkan omset penjualan produk siomay.
Copyrights © 2019