Petugas koding harus mampu menentukan kode (ICD-10) diagnosa utama pasien dan kode penyebab luaryang tercatat dalam berkas rekam medis pasien secara tepat. Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah SakitCondong Catur Sleman Yogyakarta terhadap 25 berkas rekam medis pasien kasus cedera, didapatkan ketepatanpengodean kasus cedera sebanyak 10 (40%) berkas dan ketidaktepatan pengodean kasus cedera sebanyak 15 (60%)berkas. Sedangkan dari 25 berkas rekam medis kasus cedera, terdapat 12 berkas rekam medis disertai penyebabluarnya, dengan ketepatan pengodean penyebab luar sebanyak 1 (8,3%) berkas dan ketidaktepatan pengodeanpenyebab luar sebanyak 11 (91,7%) berkas. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor penyebab ketidaktepatanpengodean kasus cedera dengan diagram fishbone di Rumah Sakit Condong Catur Sleman Yogyakarta. Jenispenelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian adalah penyebab ketidaktepatanpengodean kasus cedera adalah aspek man (masih merangkap tugas lain, penguasan ICD-10 penyebab luar,kemampuan menghafal kode), aspek method (pelaksanaannya belum sesuai SPO), aspek material (kronologikejadian kurang lengkap), aspek machine (SIMRS belum memfasilitasi karakter ke-4 ke-5, belum dilakukanpengembangan SIMRS) dan aspek money (belum adanya reward dan punishment). Hasil kode pengaruh terhadapinformasi yang dihasilkan guna membantu dalam memutuskan suatu keputusan untuk kemajuan rumah sakitKesimpulan penelitian ini adalah penyebab ketidaktepatan pengodean kasus cedera di Rumah Sakit Condong CaturSleman Yogyakarta yaitu dari aspek manusia, aspek metode, aspek material, aspek mesin, dan aspek money.
Copyrights © 2019