Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Does Accreditation Status Affect Job Performance of the Electronic Medical Record Clerks at Community Health Center? Seha, Harinto Nur; Tamtomo, Didik; Sulaeman, Endang Sutisna
Journal of Health Policy and Management Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.514 KB)

Abstract

Background: Primary care doctors and other staff working in primary care require comprehensive and accurate data on patients at the point-of-care if they are to provide high quality health services to their patients. Electronic patient records are an effective method of achieving this objective, by dispensing with the need to use difficult to access, and often illegible, paper-based records. This study aimed to analyze the effect of accreditation status on job performance of the electronic medical record clerks at community health center.Subjects and Method: This was an analytic observational study with a cross-sectional design. The study conducted for 25 puskesmas (community health centers), in Yogyakarta, from March to June 2018. A sample of 200 patient medical records was selected by simple random sampling. The dependent variables were completeness and accuracy of medical record. The independent variables were tenure and multi task as level 1 in the multilevel model (MLM). Accreditation status of puskesmas was taken as level 2 in the MLM. The data were collected by questionnaire and analyzed by MLM.Result: Longer tenure (b= 1.03; 95% CI= 0.30 to 1.77; p= 0.006) and single task occupation (b= 4.21; 95% CI= 6.23 to 2.20; p<0.001) were positively associated with completeness of electronic medical record. Likewise, longer tenure (b= 0.54; 95% CI= 0.079 to 1.01; p= 0.022) and single task occupation (b= 2.14; 95% CI= 3.42 to 0.87; p= 0.001) were positively associated with accuracy of medical record medical record. Accreditation status of puskesmas showed negligible contextual effect on completeness (ICC= 0.36%) and accuracy (ICC= 1.17%) of the electronic medical record.Conclusion: Longer tenure and single task occupation are positively associated with completeness and accuracy of medical record. Accreditation status of puskesmas shows negligible contextual effect on completeness and accuracy of the electronic medical record.Keywords: completeness, accuracy, tenure, occupation, accreditation status, community health center, electronic medical recordCorrespondence:Harinto Nur Seha. Medical Record and Health Information, School of Health Polytechnics Permata Indonesia, Yogyakarta. Email: harinto_ns@permataindonesia.ac.id. Mobile: +62 85749724513.Journal of Health Policy and Management (2018), 3(1): 56-62https://doi.org/10.26911/thejhpm.2018.03.01.08
- Analisis Ketepatan Kode Diagnosa Pada Kasus Persalinan Dengan Sectio Caessarea Di RSUD Sleman Yogyakarta: - Rina Yulida; Harinto Nur Seha; Hikmah Mau’idzoh Khafi
Jurnal Permata Indonesia Vol 12 No 1 (2021): Volume 12,Nomor 1, Mei 2021
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.494 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v12i1.9

Abstract

Abstract Background: disease classification coding system is a grouping of diseases into one group with the same disease code number according to the ICD-10. Purpose: Knowing the accuracy of the eye and adnexa diagnosis code based on ICD-10 at PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta. Methode: This research uses descriptive research with a qualitative approach. This research was conducted at PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta. The sampling technique used is Systematic Random Sampling. The total population used was 46 inpatient medical record documents and 3 respondents. Results: The coding of diagnoses at PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta was carried out by 7 coding officers with educational qualifications of D3 Record Meids. The accuracy of the eye and adnexa diagnosis code at PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta is (74%) while the incorrect diagnosis code is (26%). Coding inaccuracy factors are due to incomplete medical record files and coding officers who have difficulty reading the doctor's writings. Conclusion: The coding accuracy reached (74%) while the diagnosis code was incorrect (26%). Coding inaccuracy factors are due to incomplete medical record files and coding officers who have difficulty reading the doctor's writings. Suggestion: The percentage level of incompleteness in the medical record file, especially on the summary sheet of Incoming Out and Medical Resume needs to be increased in order to improve the quality of better service Keywords: Medical Records, Accuracy of Eye and Adnexa Codification, ICD-10.
Analisa Breaking Faktor Pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) di Rumah Sakit Umum Mitra Paramedika Yogyakarta Menggunakan Diagram Fishbone Noveza Darhayati; Harpeni Siswatibudi; Harinto Nur Seha; Anugrah Prasetyo Aji
Jurnal Permata Indonesia Vol 12 No 2 (2021): Volume 12, Nomor 2, November 2021
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.477 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v12i2.26

Abstract

Berdasarkan PERMENKES 82 tahun 2013 tentang SIMRS rumah sakit diwajibkan menjalankan SIMRS. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sangat diperlukan bagi rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Mitra Paramedika Yogyakarta pada tanggal 16 April 2019, rumah sakit tersebut sudah menerapkan SIMRS, tetapi dalam penerapannya belum di implementasikan di semua unit atau instalasi terkait di rumah sakit. Tujuan Penelitian Mengetahui analisis faktor penghambat dalam penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Umum Mitra Paramedika dengan menggunakan diagram fishbone. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan melakukan wawancara dan observasi dan dianalisis dengan diagram fishbone di tinjau dari aspek man, money, material, machine, method. Hasil Penelitian Faktor penghambat dilihat dari sumber daya manusia (man), belum mencukupi sumber daya manusia, kurangnya pemahaman tentang SIMRS. Rancangan dana (money) yang ada masih belum mencukupi untuk pengadaan, penyusutan dan pelatihan SIMRS. Cara (methode), di unit atau instalasi belum terdapat SOP. Alat (meachine) yang digunakan masih kurang memadai dan kurang mencukupi. Bahan (material), program belum sesuai dengan kebutuhan pengguna, SIMRS kurang update, koneksi jaringan yang masih kurang optimal. Kesimpulam faktor penghambat dalam penerapan SIMRS yaitu sumber daya manusia, yang tersedia belum mencukupi, kurangnya anggaran dana dalam pengembangan SIMRS, belum semua unit terdapat standar operasional prosedur (SOP) SIMRS, jumlah komputer yang kurang.
Review Kelengkapan Berkas Rekam Medis Rawat Inap Secara Retrospective di Rumah Sakit Panti Rini Anas Rahmad Hidayat; Yohana Ika Daniati; Harinto Nur Seha; Sugeng
Jurnal Permata Indonesia Vol 12 No 2 (2021): Volume 12, Nomor 2, November 2021
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.338 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v12i2.27

Abstract

Ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis dapat mengakibatkan informasi riwayat pasien menjadi sulit diidentifikasi. Tujuan penelitian yaitu mereviu kelengkapan berkas rekam medis rawat inap. Jenis penelitian yang digunakan adalah pen elitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menganalisis dan menggambarkan kondisi dari berbagai data berupa hasil wawancara dan pengamatan pada dokumen yang diteliti. Populasi pada penelitian yaitu jumlah berkas rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini dan sampel sebanyak 89 berkas. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat berkas rekam medis yang belum lengkap menggunakan lembar checklist. Bedasarkan penelitian, diketahui bahwa persentase kelengkapan pengisian berkas rawat inap Rumah Sakit Panti Rini pada reviu identifikasi adalah sebesar 59% lengkap, 3% tidak lengkap, dan 38% tidak ada. Pada reviu laporan penting kasus bedah adalah sebesar 98% lengkap dan 2% tidak lengkap dan pada kasus non bedah adalah sebesar 83% lengkap dan 17% tidak lengkap. Pada reviu autentifikasi adalah sebesar 62% lengkap, 14% tidak lengkap, dan 24% tidak ada. Pada reviu pendokumentasian yang benar adalah sebesar 100% benar. Faktor penyebab ketidaklengkapan adalah kurangnya kedisiplinan dokter dalam mengisi berkas rekam medis, tidak dilakukan riviu ketidaklen gkapan berkas, sarana dan prasarana yang tidak mendukung, serta tidak adanya lembar checklist riviu ketidaklengkapan berkas rekam medis. Persentase kelengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini pada item identifikasi, laporan penting dan autentifikasi belum mencapai 100%, sedangkan item pendokumentasian yang benar 100% .
Faktor Penghambat Penerapan SIMRS di RSU Mitra Paramedika Yogyakarta Berdasarkan Diagram Fishbone Anugrah Prasetyo Aji; Noveza Darhayati; Harinto Nur Seha
Jurnal Permata Indonesia Volume10, Nomor2, November 2019
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.858 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v10i2.75

Abstract

Berdasarkan PERMENKES 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS),rumah sakit diwajibkan menjalankan SIMRS. SIMRS sangat diperlukan bagi rumah sakit dalam memberikanpelayanan kepada pasien. Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Mitra ParamedikaYogyakarta pada tanggal 16 April 2019, rumah sakit tersebut sudah menerapkan SIMRS, tetapi dalam penerapannyabelum diimplementasikan di semua unit atau instalasi di rumah sakit. Tujuan Penelitian adalah mengetahui analisisfaktor penghambat dalam penerapan SIMRS di Rumah Sakit Umum Mitra Paramedika dengan menggunakandiagram fishbone. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatankualitatif, dengan melakukan wawancara dan observasi dan dianalisis dengan diagram fishbone di tinjau dari aspekman, money, material, machine, method. Hasil dari penelitian adalah faktor penghambat dilihat dari sumber dayamanusia (man), belum mencukupi sumber daya manusia, kurangnya pemahaman tentang SIMRS. Rancangan dana(money) yang ada masih belum mencukupi untuk pengadaan, penyusutan dan pelatihan SIMRS. Cara (methode), diunit atau instalasi belum terdapat SOP (Standar Operasional Prosedur). Alat (meachine) yang digunakan masihkurang memadai dan kurang mencukupi. Bahan (material), program belum sesuai dengan kebutuhan pengguna,SIMRS kurang update, koneksi jaringan yang masih kurang optimal. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sumberdaya manusia yang tersedia belum mencukupi, kurangnya anggaran dana dalam pengembangan SIMRS, belumsemua unit terdapat SOP SIMRS, dan jumlah komputer yang kurang.
Faktor Penyebab Ketidaktepatan Pengodean Kasus Cedera dengan Diagram Fishbone di RS Condong Catur Sleman Yogyakarta Mustika; Ahmad Yani Noor; Harinto Nur Seha
Jurnal Permata Indonesia Volume10, Nomor2, November 2019
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.693 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v10i2.81

Abstract

Petugas koding harus mampu menentukan kode (ICD-10) diagnosa utama pasien dan kode penyebab luaryang tercatat dalam berkas rekam medis pasien secara tepat. Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah SakitCondong Catur Sleman Yogyakarta terhadap 25 berkas rekam medis pasien kasus cedera, didapatkan ketepatanpengodean kasus cedera sebanyak 10 (40%) berkas dan ketidaktepatan pengodean kasus cedera sebanyak 15 (60%)berkas. Sedangkan dari 25 berkas rekam medis kasus cedera, terdapat 12 berkas rekam medis disertai penyebabluarnya, dengan ketepatan pengodean penyebab luar sebanyak 1 (8,3%) berkas dan ketidaktepatan pengodeanpenyebab luar sebanyak 11 (91,7%) berkas. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor penyebab ketidaktepatanpengodean kasus cedera dengan diagram fishbone di Rumah Sakit Condong Catur Sleman Yogyakarta. Jenispenelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian adalah penyebab ketidaktepatanpengodean kasus cedera adalah aspek man (masih merangkap tugas lain, penguasan ICD-10 penyebab luar,kemampuan menghafal kode), aspek method (pelaksanaannya belum sesuai SPO), aspek material (kronologikejadian kurang lengkap), aspek machine (SIMRS belum memfasilitasi karakter ke-4 ke-5, belum dilakukanpengembangan SIMRS) dan aspek money (belum adanya reward dan punishment). Hasil kode pengaruh terhadapinformasi yang dihasilkan guna membantu dalam memutuskan suatu keputusan untuk kemajuan rumah sakitKesimpulan penelitian ini adalah penyebab ketidaktepatan pengodean kasus cedera di Rumah Sakit Condong CaturSleman Yogyakarta yaitu dari aspek manusia, aspek metode, aspek material, aspek mesin, dan aspek money.
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MISFILE BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA POLDA DIY DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM FISHBONE Ahmad Yani Noor; Miskul Chaerun Nissa; Harinto Nur Seha
Jurnal Permata Indonesia Volume 11, Nomer 1, Mei 2020
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.718 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v11i1.85

Abstract

Latar Belakang : Misfile merupakan berkas yang hilang, salah letak atau tidak ada di tempatseharusnya. Saat berkas mengalami misfile petugas diharuskan untuk mencari berkas hinggadapat ditemukan agar menjaga kesinambungan pelayanan yang akan diberikan karena rekammedis memuat semua pelayanan yang akan diberikan kepada pasien mulai dari pemeriksaanoleh perawat hingga diagnosis dan tindakan yang diberikan oleh dokter. Berdasarkan studipendahuluan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY didapatkan adanya permasalahan yangdijumpai yaitu sering terjadinya misfile atau salah letak berkas rekam medis yangmengakibatkan semakin lamanya pelayanan yang akan diberikan terhadap pasien.Tujuan :Mengetahui faktor penyebab terjadinya misfile berkas rekam medis di bagian filling RumahSakit Bhayangkara Polda DIY dengan menggunakan diagram fishbone. Metode : Penelitianini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan dengan rancangan studikasus. Hasil Penelitian : Faktor penyebab misfile berkas rekam medis yang berpengaruh dariaspek man adalah tingkat pendidikan, tidak ada pembagian kerja disetiap unit kerja rekammedis, beban kerja petugas yang tinggi, hingga kurang ketelitian petugas dalam pengambilanberkas, aspek machine seperti penggunaan tracer yang tidak optimal dan penataan berkas dirak filling yang tidak rapi, aspek bahan yang map berkas rekam medis tidak menggunakankode warna. Faktor yang tidak menyebabkan misfile adalah berdasarkan aspek keuangan danaspek metode karena sistem penyimpanan yang menggunakan sentralisasi dan penjajaranyang sudah menggunakan Terminal Digit Filling (TDF), adanya SOP penyimpanan danpengambilan berkas rekam medis.
KESIAPSIAGAAN PENANGULANGAN BENCANA BERDASARKAN HOSPITAL DISASTER PLAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Harinto Nur Seha; Joko Santoso; Hesty Susanti
Jurnal Permata Indonesia Volume 9, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.328 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v9i1.102

Abstract

Tingginya kerawanan bencana yang ada di Yogyakarta dan dengan adanya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang rumah sakit yang mewajibkan memiliki sistem penanggulangan bencana serta untuk memenuhi akreditasi rumah sakit sesuai Permenkes Nomor 12 Tahun 2012. Tujuan : Mengetahui Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Bencana Berdasarkan Hospital Disater Plan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil : Regulasi yang berbentuk kebijakan pedoman serta SPO di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Pengorganisasian di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah sudah dibentuk. Persediaan logistik di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah berupa obat-obatan, akomondasi, tiage, APAR. Tata Kerja Operasional di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah yang berupa tahap kesiagaan, tahap awal, tahap operasional.Kesimpulan : Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah siap menjalankan penanggulangan bencana berdasarkan hospital disaster plan.
ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PADA PASIEN MENTAL AND BEHAVIOURAL DISORDER DI RSJD DR. RM. SOEDJARWADI KLATEN Agnes Londa; Harinto Nur Seha; Dwi Ratna Ningsih
Jurnal Permata Indonesia Volume 8, Nomor 2, November 2017
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.001 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v8i2.113

Abstract

Hasil Studi Pendahuluan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi JawaTengah Khususnya di Instalasi Rekam Medis diketahui jumlah petugas coding Rawat inap 1orang sedangkan jumlah pasien gangguan mental pada tahun 2016 sebanyak 2232 pasien.Tujuan : Menganalisis ketepatan kode diagnosis pasien gangguan mental berdasarkan dokumenrekam medis di rumah sakit jiwa daerah Dr. RM. Soedjarwadi propinsi Jawa Tengah. Metode :Menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Rancanganpenelitian secara cross sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah 1 petugas coding rawatinap. Obyek penelitian ini adalah100 berkas rekam medis pasian rawat inap. Hasil : Analisisterhadap sampel sebanyak 100 berkas rekam medis, diketahui : terdapat 15 item diagnosispasien gangguan mental. Jumlah kode diagnosis yang tepat sebanyak 80 berkas rekam medissedangkan kode diagnosis yang tidak tepat 20 berkas rekam medis. Tingkat ketepatan kodetertinggi terdapat pada diagnosis Skizofrenia Paranoid sedangkan ketepatan kode terendahterdapat pada diagnosis Psikotik Akut. Kesimpulan: Pelaksanaan proses pengkodean diagnosispasien gangguan mental di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soejarwadi Provinsi Jawa Tengahsudah sesuai dengan aturan yang ada di ICD -10 Volume 2 dan SOP pengkodean di Rumah Sakit.
ANALISIS KETEPATAN PENGKODEAN DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DENGAN PENERAPAN KARAKTER KE-5 PADA PASIEN FRAKTUR RAWAT JALAN SEMESTER II DI RSU MITRA PARAMEDIKA YOGYAKARTA Ni Kadek Lusi Rusliyanti; Anas Rahmad Hidayat; Harinto Nur Seha
Jurnal Permata Indonesia Vol 7 No 1 (2016): Volume 7, Nomor 1, Mei Tahun 2016
Publisher : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.571 KB) | DOI: 10.59737/jpi.v7i1.132

Abstract

Abstrak : Coding memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Salah satu kode yang perlu diperhatikan adalah kode diagnosis kasus fraktur. Pengkodean kasus fraktur wajib menerapkan karakter ke-5, apabila tidak dilakukan penerapan karakter ke-5, maka akan terjadi kesalahan kode dan menyebabkan kerugian bagi rumah sakit. Mengetahui ketepatan pengkodean diagnosis berdasarkan ICD-10 dengan penerapan karakter ke-5 pada pasien fraktur rawat jalan semester II di RSU Mitra Paramedika Tahun 2015. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional yang bersifat deskriptif. Populasi yang digunakan adalah seluruh berkas rekam medis pasien fraktur rawat jalan pada semester II tahun 2015 dengan sampel yang berjumlah 86 berkas rekam medis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap berkas rekam medis untuk mengetahui ketepatan pengkodean diagnosa. Hasil analisis menunjukan bahwa dari total sampel 86 berkas, persentase kode diagnosis yang tepat adalah 10,5% sedangkan persentase kode diagnosis yang tidak tepat adalah 89,5%. Rendahnya tingkat persentase ketepatan kode diagnosis disebabkan oleh beberapa hal, seperti tulisan dokter tidak rapi dan sulit dipahami oleh petugas, sebagian diagnosis kasus fraktur pada berkas rekam medis tidak disertai dengan keterangan close atau open, sehingga petugas hanya mengkode sampai karakter ke 4. Persentase tingkat ketepatan kode diagnosis khususnya pada kasus fraktur sangat rendah dan belum mencapai angka 100%. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti tulisan dokter tidak rapi dan sulit dipahami oleh petugas dan juga sebagian diagnosis kasus fraktur pada berkas rekam medis tidak disertai dengan keterangan close atau open.