Kehadiran Duta Wisata atau Duta Daerah diketahui memiliki berbagai keuntungan bagi dunia pariwisata di Indonesia. Terlebih, banyak kabupaten atau kota yang memanfaatkan Duta Wisata atau Duta Daerah sebagai ‘wajah’ baru guna mempromosikan berbagai pengembangan yang ada di daerahnya. Salah satunya seperti Kabupaten Banyuwangi yang memiliki Jebeng Thulik sebagai Duta Daerah, yang dipilih melalui proses kontestasi yang sangat unik dan ketat. Untuk itu penelitian ini disusun untuk menganalisis eksistensi Duta Wisata Banyuwangi (Jebeng-Thulik) melalui kajian budaya. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif melalui pendekatan budaya, di mana peneliti melakukan proses observasi terhadap kegiatan Jebeng Thulik sebagai sebuah peristiwa budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, keberadaan Jebeng Thulik Banyuwangi telah dikukuhkan sebagai Duta Wisata Daerah sejak 1973 saat kepemimpinan Bupati Djoko Supaat Slamet. Bahkan kehadiran Jebeng Thulik masih terus eksis hingga saat ini, di mana konsep yang diusung berubah dari Duta Wisata menjadi Duta Daerah. Kedua, hingga saat ini keberadaan Jebeng Thulik dibawahi oleh sebuah komunitas bertajuk Perkumpulan Jebeng Thulik Banyuwangi yang mengusung konsep paguyuban, di mana mereka dipersatukan dengan bentuk organisasi yang guyub, rukun, dan gotong royong. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa kehadiran Jebeng Thulik sebagai Duta Daerah muncul berkat kepedulian pemerintah setempat yang turut didukung oleh masyarakat, dan terus dikembangkan melalui sebuah komunitas bertajuk Perkumpulan Jebeng Thulik Banyuwangi.
Copyrights © 2022