Widyaparwa
Vol 38, No 1 (2010)

KONSEP KESOPANAN BERBICARA OLEH WANITA DALAM BUDAYA JAWA

Siti Sudartini (Unknown)



Article Info

Publish Date
01 Jun 2010

Abstract

Kajian ini mencoba menelaah secara kritis konsep kesopanan berbicara wanita dalam budaya Jawa yang terkait realisasi atau wujud kesopanan wanita Jawa dalam berbicara dengan orang lain dan faktor-faktor apa saja yang mungkin melatar-belakangi konsep yang diyakini tersebut. Metode yang digunakan untuk mengkaji topik ini adalah dengan menggunakan deskripsi permasalahan yang disandarkan pada konsep kesopanan dari Foley, yang berupa dua jenis kesopanan secara umum yakni positive and negative politeness. Hasil kajian ini dapat dinyatakan sebagai berikut. Pertama, secara umum wanita Jawa lebih sering menggunakan strategi kesopanan positif daripada strategi kesopanan negatif ketika berbicara. Hal itu pula yang menyebabkan seorang wanita akan lebih cepat akrab dengan wanita lain ataupun dengan lawan jenis yang baru saja dikenalnya dibandingkan laki-laki. Strategi kesopanan negatif, banyak digunakan wanita Jawa dalam ungkapan permintaan maaf ketika berbicara. Kedua, dalam kajian ini juga teridentifikasi faktor-faktor yang melatarbelakangi konsep kesopanan tersebut, di faktor itu ialah adanya stereotipe dalam masyarakat Jawa yang mendudukkan wanita sebagai second sex setelah laki-laki dan juga adanya sikap kurang percaya diri wanita untuk mengungkapkan ide ataupun gagasan sebagai akibat stereotipe di masyarakat The research tries to critically explore polite concepts of women communication in Javanese culture relating realization or manifestation of Javanese woman communication with other and to investigate which factors that possibly underpin the conceivable concept. The method employed to investigate the topic is problem description based on politeness concept proposed by Foley, which is generally realized in two types of politeness that are positive and negative politeness. The result of the research shows some findings as follow. First, generally Javanese woman more often uses positive politeness strategy that negative politeness strategy when she communicates. Because of that strategy, compare to Javanese man, Javanese woman is more familiar with other woman or oposite sex whom just meets. Negative politeness strategy is more often used by Javanese woman in expressing apology. Second, the reseach also identifies factors that underpin the concept of politeness. The concept reveals the existance of stereotype in Javanese society which places woman as second sex after man and the woman's unconfidence to express idea or opinion as a result of that stereotype.

Copyrights © 2010






Journal Info

Abbrev

widyaparwa

Publisher

Subject

Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

Jurnal Widyaparwa memublikasi artikel hasil penelitian, juga gagasan ilmiah penelitian (prapenelitian) yang terkait dengan isu-isu di bidang kebahasaan dan kesastraan Indonesia dan ...